Page 83 - Gabungan
P. 83
beranjak pergi. Dokter Emil menyimpan ketiga laporan tes darah itu
dan masuk ke kamar Yenni. Ia melihat Yanny sedang bersandar di
tempat tidur, membaca buku dengan tenang.
Yenni menutup bukunya saat melihat Dokter Emil masuk dan
menyapanya dengan hangat:
"Selamat siang, Dokter Emil!"
"Bagaimana perasaanmu, Nona Yenni?"
"Saya merasa jauh lebih baik. Terima kasih, Dokter Emil!"
"Kamu mengalami gegar otak, sebaiknya jangan membaca dulu."
Yenni tersenyum malu. "Kakak Wenying dan yang lain baru saja
pergi. Saya merasa kesepian, jadi cuma sekadar membaca untuk
mengisi waktu."
"Istirahatlah yang cukup. Jika tidak ada perubahan, besok jahitan
bisa dilepas, dan lusa kamu boleh pulang."
"Terima kasih, Dokter Emil!"
Dokter Emil tidak tahu harus berkata apa lagi. Ia meninggalkan
kamar Yenni dengan perasaan berat, lalu kembali ke ruang kerjanya.
Tanpa sengaja, ia melihat beberapa bunga sepatu yang sudah layu di
dekat jendela. Bunga-bunga itu memang indah dan merah merona,
tapi hanya bertahan dua hari sebelum layu. Berapa kali ia berdiri di
depan jendela ini, memandang bunga-bunga yang layu karena
hukum alam tanpa pernah merasa sedih? Tapi sekarang, bunga-
83

