Page 82 - 37 Masalah Populer
P. 82

“Dan  Ibrahim  berkata:"Sesungguhnya  aku  pergi  menghadap  kepada  Tuhanku,  dan  Dia  akan
               memberi petunjuk kepadaku”. (Qs. Ash-Shaffat [37]: 99).
                                                                       َ
                                                         َ

                                                                ُ
                                                     ِ
                                                   ي ب َ ر ىلِإ  ٌ رجاَهم يِنِإ َلاق َ و
                                                             ِ
               “Sesungguhnya aku akan berpindah ke tempat Tuhanku”. (Qs. Al-‘Ankabut [29]: 26).
               Menurut ayat ini Allah tidak di ‘Arsy, tapi di Palestina (Syam).
               Imam Ibnu Jarir ath-Thabari menjelaskan,
                                        ماشلا ضرأ ىلإ رجاهم ينإ :هانعم نأ كلذ ليوأتلا لهأ رسعف
               Ahli ta’wil menafsirkan ayat ini dengan makna, “Sesungguhnya aku pindah ke negeri Syam”   126 .
                       Ayat-ayat lain menyebutkan pernyataan yang berbeda:

                                                              َ
                                                                ُ
                                                       مُتْنُك اَم َنْيأ مكَعَ م  َ وُه َ و
                                                     ْ
                                                               ْ
               “Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada”. (Qs. Al-Hadid [57]: 4).

                                                                     ْ َ
                                                                َ
                                                    ْ
                                                 ِد
                                                 ي ِ رَ ولا لْبَ    ح   ْنِم ِهْيلِإ  ُ ب َ رقأ ُنْحَن َ و
                                                       ِ
               “Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”. (Qs. Qaf [50]: 16).
                       Dari beberapa ayat di atas jelaslah bahwa yang dimaksud bukanlah makna tekstual.

               Ayat-Ayat Mengandung Makna: ‘di Atas’, Dijelaskan Ayat Lain:
                                                       ِهِداَبِع َق ْ وف ر   ِهاقلا  َ وُه َ و
                                                             َ
                                                                  َ ْ
                                                               ُ
               “Dan Dialah yang berkuasa di atas sekalian hamba-hamba-Nya”. (Qs. Al-An’am [6]: 18 dan
               61).
                                                      مهِقْوف ْنِم مُهَّب َ ر َنوفاَ خَي
                                                                     ُ
                                                        َ
                                                             ْ
                                                    ْ ِ
               “Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka”. (Qs. An-Nahl [16]: 50).
               Perbandingan ayat-ayat seperti ini adalah ayat tentang Allah Swt menceritakan ucapan Fir’aun:
                                                            َ
                                                                َ َ
                                                        َنورِهاق مُهقْ وف اَّنِإ َ و
                                                         ُ
                                                              ْ
               “dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka."”. (Qs. Al-A’raf [7]: 127).
               Bukan berarti Fir’aun dan bangsa Mesir di atas, lalu orang-orang Israel di bawah. Tapi maknanya
               adalah, “Kita lebih mulia, lebih berkuasa”.
                       Ketika Allah Swt mengatakan kepada Nabi Musa as:
                                                             َ
                                                      َ َ
                                                    ىلْع ْ لأا َتْنأ َكَّنِإ  ْ فَ خَت  َ لا
               “Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling paling tinggi”. (Qs. Thaha [20]: 68).
               Bukan berarti nabi Musa berada di tempat yang tinggi, di atas. Tapi maknanya adalah bahwa
               Nabi Musa akan menang mengalahkan tukang sihir Fir’un.
                       Orang yang mengatakan Allah Swt di atas, menyamakan-Nya dengan makhluk. Orang
               seperti itu sama seperti ucapan Fir’aun:
                                                             َ َ
                                                                                              َ
                                                                   َ
                                            َ
                                                                             َ
                                                                      َ
                                                                                       ُ ْ

                    َ
                                                          ْ
                                                                            ُ
                 يِلَعل اًح ْ رَص يِل ْلَعْجا َ   ف ني ِطلا ىلَع ُناَماَه اَي يِل دِق ْ وأف ي ِ رْيغ ٍهلِإ ْنِم مكل ُتْ مِلَع ا َ م  َ لأَ ملا اَهُْيأ اَي ُن ْ وَع ْ رِف َلاق َ   َ و
                                                                            ْ
                                     ِ
                                                                                                           َّ َ
                                                                                    ُ َ
                                                                                                       َ
                                                                                                    َ

                                                                            ْ
                                                                         ِ
                                                                                                 ُ
                                                                         َنيبِذاَكلا َنِم ُهُْنظ َ لأ يِنِإ َ و ىَسوم ِهلِإ ىلِإ ُاِلطأ

                       126  Imam ath-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an , juz.XX1 (Mu’assasah ar-Risalah, 1420H),
               hal.72.
                                                             82
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87