Page 84 - 37 Masalah Populer
P. 84
Rasulullah Saw bertanya kepada hamba sahaya perempuan itu, “Apakah engkau bersaksi bahwa
tiada tuhan selain Allah?”. Hamba sahaya perempuan itu menjawab, “Ya”.
Versi Ketiga:
َ
َ
. الله : تَلاق ؟ كب َ ر نم : َلاَقف
Rasulullah Saw bertanya kepada hamba sahaya perempuan itu, “Siapakah Rabb-mu?”. Hamba
sahaya perempuan itu menjawab, “Allah”.
Karena terdiri dari beberapa versi, maka tidak dapat berpegang hanya pada satu versi saja dan
menafikan versi lain. Riwayat model seperti ini disebut dengan istilah mudhtharib (simpang
siur).
Jika satu versi mengandung makna muhkamat, versi lain mengandung makna
mutasyabihat, maka yang dipegang adalah riwayat muhkamat yang mengandung kepastian.
Kedua, ta’wil: yang ditanya bukan tempat, tapi kedudukan Allah.
Mayoritas ulama menta’wilkan hadits ini, karena khawatir terjerumus ke dalam tasybih
(meyerupakan Allah Swt dengan makhluk).
Pendapat: Imam Abu Bakar Muhammad bin al-Hasan bin Faurak al-Ashbahani (w.406H):
اهبلق يفو اهدنع هردقو هتلزنمل ملاعتسا الله نيأ ملسو هيلع الله ىلص هلوق ىنعم نإ
Sesungguhnya makna pertanyaan Rasulullah Saw, “Di manakah Allah?”. Itu adalah pertanyaan
tentang kedudukan dan kekuasaan Allah Swt menurut hamba sahaya perempuan itu 127 . Yang
ditanyakan adalah kedudukan dan kekuasaan Allah Swt, bukan tempat Allah Swt.
Pendapat Imam al-Baji:
ْ
َ
ُ
َ
ْ
َ
ْ
َ
ْ
َ
يِف ن َ لاف ُناَك َ م ُلاَقُيف ُْ وُلُعلا ُهُنأَش ْ ن َ م ُْلُك ُ فَصوُي َكِلذب ِ َ و وُلُعلاب ُهَعْص َ و ُدي ِ رُت اَهَّلَعَل ِءا َ مَّسلا يِف : ْتَلاَقف ؟ َّ اللّ َنْيأ ِةَي ِ راَجلِل : ُهُل ْ وق َ و
ِ
ِ
ِ
ُ
ْ
ِ
ِ
ِهِف َ رَش َ و ِهِتَعف ِ ر َ و ِهِلاَح وُلُع ىَنْعَمب ِءا َ مَّسلا
Ucapan Rasulullah Saw kepada hamba sahaya perempuan, “Di manakah Allah?”. Hamba itu
menjawab, “Di langit”. Yang ia maksudkan adalah sifat agung. Oleh sebab itu semua yang agung
selalu disebut, “Tempat si anu di langit”, maksudnya adalah: ia agung, tinggi dan mulia 128 .
Imam an-Nawawi mengutip pendapat al-Qadhi ‘Iyadh:
الله ركذب ةدراولا رهاوظلا نأ مهدلقمو مهراظنو مهملكتمو مهث دحمو مههيقف ةبطاق نيملسملا نيب فلاخ لا ضايع يضاقلا لاق
مهعيمج دنع ةلوأتم لب اهرهاظ ىلع تسيل هوحنو ضرلأا مكب فسخي نأ ءامسلا يف نم متنمأأ ىلاعت هلوقك ءامسلا يف ىلاعت
Al-Qadhi ‘Iyadh berkata, “Tidak ada khilaf (perbedaan pendapat) diantara seluruh kaum
muslimin; para ahli Fiqh, ahli Hadits dan ahli Ilmu Kalam. Para imam yang ahli dan yang
bertaqlid, bahwa makna zahir (teks) yang menyebutkan Allah Swt di langit seperti firman Allah
Swt, “Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan
Imam Abu Bakar Muhammad bin al-Hasan bin Faurak al-Ashbahani, Musykil al-Hadits wa Bayanuhu,
127
(Beirut: ‘Alam al-Kutub, 1985H), Hal.159.
Imam al-Baji, al-Muntaqa Syarh al-Muwaththa’, juz.IV, hal.101.
128
84