Page 83 - 37 Masalah Populer
P. 83

“Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.
               Maka  bakarlah  hai  Haman  untukku  tanah liat kemudian  buatkanlah  untukku  bangunan  yang
               tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin
               bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. (Qs. Al-Qashash [28]: 38).
               Fir’aun minta dibuatkan bangunan yang tinggi, karena ia meyakini Tuhan Nabi Musa itu di atas,
               ia ingin melihatnya langsung. Ternyata Fir’aun itu sangat tekstualis. Allah Swt membantah dan
               mengeca keyakinan Fir’aun itu:

                                                                  َ
                                                                       َ
                                                      َ
                                    َّ َ َ
                                                                                                           َ

                                َ
                             َ
                                                                            َ
                 يِنِإَ و ىَسوم ِهلِإ ىلِإ َاِلطأف ِتا َ واَمَّسلا  َ باَبْسأ ) 36 (  َ باَبْس ْ لأا ُغُلْبأ يِلَعل اًح ْ رَص يِل نْبا ُنا َ ماَه اَي ُن ْ وَع ْ رِف َلاق َ و
                          ُ
                                                                                       ِ
                                                                                                          ُ َ
                                                                                                َ
                                                                                           ِ
                                                               ِ
                                                        ِ ِ
                                   ٍباَبَت يِف  َّ لاِإ َن ْ وَعْ رِف ُدْيَك ا   َ مَو ليبَّسلا نَع َّدُصَو ِهِلَ مَع ُءوُس َن ْ وَع ْ رِعِل َن يُز َكِلذَكَ و اًبِذاَك ُهُْنظ َ لأ
               “Dan berkatalah Fir'aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya
               aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan
               sesungguhnya  aku  memandangnya  seorang  pendusta."  Demikianlah  dijadikan  Fir'aun
               memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu
               daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian". (Qs. Ghafir [40]: 37).
                       Ketika ayat di atas difahami bahwa Allah Swt duduk di atas ‘Arsy. Maka telah terjerumus
               kepada perbuatan tasybih (menyamakan Allah Swt dengan makhluk) dan tajsim (penjasmanian
               wujud Allah Swt). Subhanallah, Maha Suci Allah dari yang disifati manusia, karena Allah Swt
               itu:
                                                                       ْ
                                                   ْ
                                                                              َ
                                              ُ
                                                                  ْ
                                                ري ِ صَبلا ُايِمَّسلا  َ وُه َ و ٌءيَش ِهِلثِمَك  َ سْيل
               “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia”. (Qs. Asy-Syura [42]: 11).

                                                        َ
                                                                     َ
                                                               َ
                                                            ُ
                                                                  ُ
                                                                    ْ
                                                       ٌدَحأ ا ً وُعك ُهل ْنكَي مل َ و
               “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (Qs. Al-Ikhlas [112]: 4).


               ‘Allah di Langit’ Menurut Hadits:
               Mereka yang mengatakan bahwa Allah Swt di langit berdalil dengan hadits:
                                                                                                َ
                                                                                                      َ
                                                                                    َ
                                                                       َ
                                                                           َ َ
                                                         َ
                                                    َ
                                                            َ
                                             ٌ   ةَن ِمْيُم اَه   َّنِإف اَهْقِتْعأ َلاق ِ َّ اللّ ُلوُس َ ر َتْنأ  ْتَلاق اَنأ  ْ ن َ م َلاق ِءا َ مَّسلا يِف  ْتَلاق  َّ اللّ َنْيأ اَهَل َلاَقف َ
                                                                                                 ُ
               Rasulullah  Saw bertanya kepada seorang hamba sahaya perempuan, “Di  manakah Allah?”. Ia
               menjawab,  “Di  langit”.  Rasulullah  Saw  bertanya  lagi,  “Siapakah  aku”.  Hamba  itu  menjawab,
               “Engkau  adalah  utusan  Allah”.  Rasulullah  Saw  berkata, “Merdekakanlah  ia,  sesungguhnya  ia
               seorang beriman”. (HR. Muslim).
                       Hadits ini tidak dapat difahami secara tekstual, ada beberapa hal yang perlu difahami:

               Pertama, hadits ini terdiri dari beberapa versi.
               Hadits ini tidak satu versi, ada beberapa riwayat lain dengan redaksi berbeda:
               Versi Kedua:
                                                      َ
                                                                   َ
                                               . معن : تَلاق ؟ الله  َّ لاِإ هَلِإ  َ لا نأ نيدهشتأ : -     ملس َ و ِهْيَلَع الله ىَّلَص  -     الله لوُس َ ر اَهَل َلاَقف َ
                                                             83
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88