Page 64 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 64

ranking  pertama  sampai  terakhir  160.  Semua  orangtua  murid
              dikumpulkan  di  aula  dengan  nomor  kursi  besar-besar,  sesuai
              ranking anaknya. Nomor itu juga dicantumkan dalam undangan.
              Bukan Pak Mustar namanya kalau tidak keras seperti itu.
                  Maka  pembagian  rapor  adalah  acara  yang  dapat
              membanggakan  bagi  sebagian  orangtua  sekaligus  memalukan
              bagi sebagian lainnya.
                  Pak  Mustar  menjejer  sepuluh  kursi  khusus  di  depan.  Di
              sanalah  berhak  duduk  para  orangtua  yang  anaknya  meraih
              prestasi sepuluh besar.

                  “Sepuluh terbaik itu adalah anak-anak Melayu avant garde,
              garda depan, “
                  “katanya bangga ketika mengenalkan konsepnya pada rapat
              orangtua murid.
                  Dan  kebetulan,  aku  dan  Arai  berada  di  garda  depan.  Aku
              urutan ketiga, Arai kelima. Adapun Jimbron, mempersembahkan
              nomor kursi 78 untuk Pendeta Geo.
                  Biasanya  acara  pembagian  rapor  akan  berakhir  dengan
              makian-makian  kasar  orangtua  pada  anak-anaknya  di  bawah
              jajaran pohon bungur di depan aula tadi.

                  “Berani-beraninya  kaududukkan  bapakmu  di  kursi  nomor
              147! Apa kerjamu di sekolah selama ini?! “
                  “Bikin  malu!  Semester  depan  kau  cari  bapak  lain  untuk
              mengambil rapormu!! “
                  “Metode Pak Mustar memang keras, tapi efektif.
                  Anak-anak  yang  dimaki  bapaknya  itu  biasanya  belajar
              jungkir balik dalam rangka memperkecil nomor kursinya. Mereka
              sadar bahwa  muka  bapaknya  dipertaruhkan langsung di  depan
              majelis.
                  Aku dan Arai serentak berdiri ketika melihat sepeda ayahku.
              Sepeda itu mudah dikenali dari kap lampu aluminium putih yang
              menyilaukan  ditimpa  sinar  matahari.  Beliau  melihat  kami
              melambai-lambai  dan mengayuh sepedanya  makin  cepat.  Lima
              meter  menjelang  kami,  dadaku  sejuk  berbunga-bunga  karena

                                          62
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69