Page 66 - Sang Pemimpi by Andrea Hirata (z-lib.org)
P. 66

Berbagai  bangsa  telah  merapat  ke  Dermaga  Magai:  Arab,
              Afrika,  Cina,  India,  Pakistan,  bahkan  orang-orang  perahu  dari
              Kamboja. Yang paling sering adalah orang-orang bersarung. Jika
              musim  buah,  mereka  membawa  kweni,  pisang,  dan  manggis,
              menjualnya  pada  penampung  di  stanplat  lalu  pulang  ke  pulau-
              pulau  kecil  yang  tersebar  di  Belitong  Timur  membawa  minyak
              tanah dan beras.
                  Mereka  tinggal  di  perahu  dan  memakai  sarung  sampai
              menudungi  kepala,  sering  dengan  sengaja  mereka  menutupi
              wajah. Hanya itulah adatnya yang kukenal.
                  Jika  merapat  di  Dermaga  Olivir  Magai  maka  peradaban
              pertama yang ditemukan orang adalah sebuah gedung bioskop.
              Hiburan  paling  top  di  Magai.  Memutar  film  dua  kali  seminggu,
              film India dan film Jakarta, kata orang Melayu. Speaker TOA dari
              dalam  bioskop  itu  melolongkan  suara  sampai  terdengar  ke  los
              kontrakan kami. Dari situlah aku tahu kata mutiara: masa muda
              masa yang berapi-api dari Rhoma Irama ketika film Gitar Tuanya
              diputar  tak  henti-henti  selama  tiga  bulan.  Orang  bersarung
              berduyun-duyun menontonnya. Satu lagi adatnya yang kukenal,
              mereka gemar  sekali menonton film Jakarta.  Mereka  memohon
              pada  pemilik  bioskop  untuk terus  memutar film  Beranak  dalam
              Kubur sampai film itu keriting, hangus tak dapat diputar lagi.
                  Sebenarnya, gedung bioskop itu berada persis di depan los
              kontrakan  kami.  Tapi  sedikit  pun  kami  tak  berani  meliriknya.
              Sebab menonton bioskop merupakan salah satu larangan paling
              keras Pak Mustar.
                  “Sangat berbahaya .... Sangat berbahaya dan menjatuhkan
              martabatmu, anak-anak Melayu bangsa pujangga, jika menonton
              film yang dengan melihat nama pemainnya saja kita sudah dapat
              menduga ceritanya.


                                          64
              -Sang Pemimpi-                                                                                                                     ADEF
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71