Page 123 - JALUR REMPAH
P. 123

Produksi Rempah, Pelabuhan dan Jaringan Perniagaan di Nusantara | 109


                 abad pertama masehi orang Jawa dan kepulauan Nusantara telah membangun
                 sistem perdagangan laut dunia yang menghubungan dengan Cina. Keadaan
                 substansial perdagangan di pesisir utara Jawa telah dicatat oleh orang-orang
                 Cina  pada abad ke-5. Pada waktu itu, penguasa-penguasa Jawa  telah mulai
                 meminjam politik, agama, dan budaya bacaan India. 85

                     Kemudian, berlangsung perubahan-perubahan pada abad ke-10 hingga
                 pertengahan abad ke-13. Para  raja periode  kerajaan wilayah  Jawa Timur,
                 terutama Kerajaan Majapahit berusaha dan mengatur pertumbuhan kekayaan
                 di wilayah pelabuhan. Namun demikian, berlangsung pula pergeseran dalam
                 pola produksi dan konsumsi periode kerajaan Jawa Timur yang mempunyai
                 dampak terhadap masyarakat Jawa keseluruhan. Antara abad ke-10 dan ke-
                 13, perdagangan Jawa  dengan Cina  dan  India tampaknya terus meningkat.
                 Kesempatan pasar yang luas ditawarkan melalui perdagangan dengan Cina,
                 khususnya, pergeseran cepat dalam menjangkau penanaman pertanian ekspor
                 dan pertanian di wilayah Jawa secara langsung merespon keinginan besar Cina
                 untuk lada hitam dan kasumba kering.  Kemudian, permintaan tidak secara
                                                       86
                 langsung Cina untuk rempah-rempah dari kepulauan nusantara bagian timur.
                 Ditambah pula, wilayah  lembah Brantas, panen ganda  beras telah menjadi
                 umum pada abad ke-15. Meningkatnya tingkat produksi tampaknya dirangsang
                 oleh permintaan perdagangan ekspor.

                     Produksi lain yang disediakan untuk ekspor di pelabuhan termasuk lada
                 hitam (pipernigrum), kacang (phaseolus), hadas (foeniculum vulgare), kasumba
                 (carthamus tictorius), jamuju (cuscuta sp), ketumbar (corianducitrifolia), garam
                 dan gula. Dari semua mata dagangan ini, garam, kacang, dan beras tidaklah
                 mungkin dikapalkan ke luar negeri.  Kebanyakan bahan-bahan makanan
                                                      87
                 ini tampaknya dibawa ke pulau-pulau di dalam jaringan perdagangan Jawa.
                 Komoditi garam, kacang dan beras dapat dipertukarkan dengan cengkeh, pala
                 dan bunga pala dari Banda dan Maluku. Kemudian, komoditi yang sama dapat
                 dipertukarkan dengan cendana dan tembaga dari Timor. Lalu, garam, kacang,
                 dan  beras dipertukarkan dengan  timah dari semenanjung. Juga, komoditi
                 tersebut dapat dipertukarkan dengan besi,  emas, dan produk hutan dari


                       85   Pada  masa  itu  periode  perdagangan  laut  di  Jawa  cenderung  memperkaya  kota-kota
                 pelabuhan. Untuk hal ini lihat. Christie. Ibid., hlm. 344-381.
                       86  Christie. Ibid., hlm. 344-381.
                       87  Christie. Ibid., hlm. 344-381.
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128