Page 194 - JALUR REMPAH
P. 194
180 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI
menjadi salah satu pusat perniagaan paling sibuk di kota Jambi. Jika melihat
aktivitas ekonomi yang berlangsung di Kota Seberang, besar kemungkinan
kawasan ini dahulu menjadi “kawasan internasional” yang menghubungkan
berbagai bangsa melalui perniagaan, sekaligus menjadi pemukiman mereka
selama menjalankan aktivitas perekonomiannya atau sekadar singgah untuk
menyelesaikan urusan perdagangan.
Seorang pedagang perantara Jambi abad ke-17 yang terkenal dalam
perniagaan lada ialah Ketjil Japon, yang juga dikenal sebagai Orang Kaya Sirre
Lela. Ia membawa lada dengan menggunakan jung keluar dari wilayah Jambi
64
menuju Jakarta. Relasi pergaulan Ketjil Japon luas tidak hanya di kalangan
saudagar, tetapi juga di kalangan bangsawan Jambi dan bangsa Eropa. Oleh
karena itu, Ketjil Japon juga diterima di kalangan bangsawan Jambi. Saudagar
lain yang juga dikenal dalam masyarakat Jambi ialah Shin Tay. Dia adalah
65
seorang saudagar Tionghoa pada abad ke-17, yang juga dikenal sebagai juru
dakwah. Sebagai saudagar, Shin Tay mengembangkan dan menjalin kontak
perniagaan lada serta menjalin hubungan dengan Kesultanan Melayu Jambi.
Ia menikah dengan putri keluarga sultan dan menerima gelar sebagai datuk.
Shin Tay termasuk seseorang yang turut membangun Kampung Pecinan,
meliputi lima kampung yaitu Olak Kemang, Ulu Gedong, Tengah, Jelmu dan
Arab Melayu. Meski kampung Arab Melayu masuk wilayah Pecinan, kampung
ini banyak dihuni oleh masyarakat asal Yaman. Hubungan antarsuku di antara
suku-suku bangsa itu berlangsung harmonis saja, perbedaan di anatara mereka
bukan penghalang dalam berinteraksi antar mereka.
Komunitas Arab Di Wilayah Jambi
Kota Seberang Jambi yang terletak di tepi Batang Hari dan masuk wilayah
peCinan ini menjadi tempat pemukiman masyarakat Arab Melayu. Mereka
diperkirakan telah menetap dan membangun pemukimannya di wilayah itu
sejak abad ke-13. Sebagian besar dari mereka adalah keturunan Yaman. Di
66
kampung masyarakat Arab Melayu ini terdapat makam Sayid Husin bin Ahmad
64 Lihat Meilink-Roeloefsz. Op.cit. Asian Trade and European Influence…, hlm 259-60.
65 Lihat “Jejak Pecinan di Kota Santri,” Kompas, 8 Juni 2017.
66 Lihat “Jejak Pecinan di Kota Santri,” Kompas, 8 Juni 2017.