Page 77 - TEORI DAN PRAKTIK BK KELOMPOK
P. 77

asertivitas, atau self rewarding untuk coping (Meichenbaum & Deffenbacher,
                             1988).  Keterampilan  –  keterampilan  coping  lainnya  adalah  keterampilan

                             sosial,  manajemen  waktu,  mengembangkan  sistem  dukungan,  dan
                             merevaluasi prioritas (Corey, 2015). Setelah konseli diajari sejumlah strategi

                             coping, keterampilan dapat diperkuat melalui latihan perilaku dan imagery,

                             coping  melalui  contoh,  dan  latihan  dengan  instruksi  sendiri.  Konselor
                             profesional  seharusnya  juga  mendiskusikan  dengan  konseli  tentang

                             kemungkinan-kemungkinan  penghalang  dan  kendala  untuk  menggunakan
                             berbagai teknik coping.

                          3)  Fase  ketiga,  fase  penerapan  dan  penyelesaian,  memungkinkan  transfer

                             keterampilan dari ranah terapi kedunia nyata (Corey, 2015). Dalam tahap ini,
                             keterampilan  –  keterampilan  dilatih  melalui  bermain  peran,  simulasi,

                             imagery, dan praktik in vivo bertahap (Meichenbaum & Deffenbacher, 1988).
                             Setelah  keterampilan  –  keterampilan  dikuasai,  mereka  diintegrasikan  ke

                             dalam dunia eksternal melalui tugas – tugas pekerjaan rumah yang dinilai.

                             Aspek penting lain dari fase terakhir ini adalah pencegahan relapse (kambuh).
                             Untuk mencegah kambuh, konseli dan konselo profesional bekerja bersama-

                             sama untuk mengidentifikasi situasi – situasi berisiko tinggi, mengantisipasi
                             reaksi-reaksi penuh stres, dan berlatih respons – respons coping. Di samping

                             itu, SIT sering kali memasukan sesi tindak lanjut dan booster dan mungkin
                             melibatkan  significant  others  (orang  yang  berperan  penting  dalam  hidup

                             konseli) dalam pelatihan untuk membantu konseli.

                             Langkah-langkah  pelatihan  Stress  Inoculation  Training  (SIT)  menurut
                        Meichenbaum (Thoomaszen & Murtini, 2014: 84) merupakan program preventif,

                        terdiri atas 3 fase yang saling terkait dan menyambung yaitu Fase penjelasan konsep
                        (conceptual  educational  phase),  Fase  latihan  dan  pengembangan  keterampilan

                        (skills development and practice phase), Fase aplikasi dan follow up (application

                        and follow-up phase).
                             Berdasarkan  pendapat  beberapa  ahli  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa

                        langkah-langkah Stress Inoculation Training (SIT) terdiri dari tiga fase, yaitu fase
                        penjelasan konsep, fase latihan dan fasa aplikasi.







                                                              73
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82