Page 67 - Dasar Dasar Ilmu Pendidikan
P. 67
sistem pendidikan, dalam prakteknya kegiatan pendidikan menjadi
langkah krusial dalam membentuk individu yang holistik. Sebagaimana
digarisbawahi Ibn Miskawaih (2016), pendidikan tidak terbatas pada
aspek intelektual, terutama juga mencakup dimensi moral dan
spiritual (Ibn Miskawaih, 2016: 65). Hal ini memberikan penekanan,
bahwa pendidikan yang komprehensif perlu melibatkan pembelajaran
nilai-nilai keagamaan, yang dapat membentuk karakter dan perilaku
peserta didik. Sepadan dengan penegasan Freire (2000), program
pendidikan karakter yang menyertakan nilai-nilai keagamaan,
bertujuan tidak semata menciptakan individu yang cerdas, tetapi perlu
diarahkan kepada upaya membentuk masyarakat beretika. Freire
(2000: 87) menekankan, bahwa pendidikan sejati memiliki tujuan
utama membebaskan individu dari keterpurukan moral, sehingga
mereka dapat menemukan makna hidup hakiki. Intinya, pendidikan
berbasis nilai-nilai keagamaan menciptakan kesadaran sosial lebih baik
dan membentuk individu bertanggung jawab (Muthahhari, 2022),
menghasilkan generasi cerdas akademik dan berakhlak baik (Haidar
Bagir, 2020), sehingga siswa menguasai keterampilan moral yang
penting untuk menghadapi tantangan dan membangun masyarakat
harmonis dan beradab di masa depan.
3. Asas Demokrasi dalam Pendidikan
Pendidikan demokratis mengedepankan partisipasi aktif
peserta didik dan kesetaraan dalam pembelajaran. Dalam hal ini,
pendidikan memberikan ruang dialog dan kebebasan berpikir. Asas
demokrasi dalam pendidikan, adalah prinsip menghargai setiap
peserta didik sebagai individu unik dan memberikan mereka
kebebasan berpikir kritis, tegas Haidar Bagir (2019: 65). Menurutnya,
asas demokrasi dalam pendidikan perlu diwujudkan dengan
mengedepankan kesetaraan, partisipasi dan kebebasan berpikir.
Pendidikan demokratis adalah pendidikan yang menghargai
perbedaan dan mendorong partisipasi aktif peserta didik. Untuk itu,
Ir. Ahmad Jubaeli, M.Pd. 57

