Page 43 - Dalam Bingkai Kesabaran
P. 43

Alhamdulillah, ucapku dalam hati. Bagiku uang segitu
             sudah lebih dari lumayan. Pada waktu itu uang sakuku  di
             sekolah hanya seribu rupiah.
                 Aku jadi ingin nulis lagi. Kebetulan menjelang bulan April
             di sekolah  diadakan lomba mengarang dalam rangka hari
             kartini.
                 Aku memberanikan diri untuk ikut. Setiap kelas diwakili
             oleh  dua anak. Akupun mendaftar dengan Ismi. Sesuai
             dengan temanya yang berkaitan dengan hari Kartini, aku
             menulis cita-cita dan perjuangan Raden Ajeng  Kartini yang
             ingin kaumnya dipedulikan. Raden Ajeng Kartini ingin kaum
             wanita diberi kesempatan yang sama dengan  kaum pria di
             dalam menuntut  ilmu.  Hak untuk  pandai inilah sebenarnya
             yang diperjuangkan Kartini. Pada waktu itu kira-kira yang
             dipikirkan kartini bahwa jika perempuan sebagai calon ibu
             mendapatkan kesempatan menuntut ilmu, maka mereka
             akan menjadi ibu-ibu yang  pintar. Ibu yang  pintar akan

             mendidik  putra-putrinya menjadi pintar juga. Dalam
             karanganku juga kutulis, jika perempuan di beri kesempatan
             yang sama, tidak mustahil di kemudian  hari akan ada
             presiden wanita pertama di Indonesia. Apa  yang kutulis
             akhirnya  jadi nyata. Indonesia pernah melantik ibu Mega
             menjadi Presiden wanita pertama.
                    Ketika  pengumuman lomba mengarang  dibacakan,
             aku bisa mendapat juara 3. Itu terakhir kali aku mencoba
             kemampuanku di dalam menulis. Sesudahnya aku hanya
             menulis goresan dan catatan  di buku harian.





                                              Dalam Bingkai Kesabaran | 37
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48