Page 41 - Dalam Bingkai Kesabaran
P. 41
Menulis Coba-Coba
D irumah kami berlangganan buletin Nova. Waktu itu
sedang maraknya buletin. Ada Bintang, Monitor dan
Nova. Buletin Nova adalah buletin kesukaan
kakakku. Sejak diterima bekerja, kakak menyisihkan uang
untuk berlangganan buletin ini. Tentu saja aku senang. Selain
untuk menyalurkan hobi membacaku, aku juga bisa
mendapat tambahan ilmu.
Kakakku punya hobi memasak. Dia rajin membuat
klipping dari resep-resep masakan di buletin ini. Kalau aku
lebih suka membaca cerita pendek dan pengalaman tak
terlupakan kiriman pembaca. Kolom ini khusus bagi remaja.
Suatu kali di rubrik pengalaman pembaca, redaksi
menuliskan bahwa tema untuk edisi berikutnya adalah
‘pengalaman di sekolah.’ Silakan mengirim pengalaman
Anda, tentang guru juga boleh. Ketika itu, ingatanku tertuju
pada guru matematikaku di SMP. Iseng-iseng aku mencoba
menulis. Kutulis pengalamanku di kertas. Malamnya aku
pergi ke rumah nenek. Nenek menempati rumah paman yang
di bagian depan rumahnya dijadikan kantor sebuah CV. Aku
bisa mengetik di sana. Karena aku tidak punya mesin ketik.
Kebetulan aku ingat di kantor paman ada mesin ketik.
Walaupun mesin ketik kuno, tapi aku bisa menggunakannya.
Setelah yakin tulisanku sudah cukup baik, kumasukkan ke
dalam amplop dan kukirim lewat kantor pos. Aku masih ingat
waktu itu aku pakai nama pena Ririn H. Wijaya. Namanya
Dalam Bingkai Kesabaran | 35