Page 13 - MENJADI GURU SEJAHTERA TANPA UTANG-
P. 13
Selepas SMA, aku tidak mau mendaftar di sekolah
keguruan, bahkan akupun tidak mau kalau kuliah hanya di
kota tempat dimana aku tinggal. Bagiku kotaku bukan
tempat yang mudah untuk mengejar karier dan pekerjaan
yang menghasilkan banyak uang. Aku ingin hidup di kota
besar, Jakarta, Bandung, Bogor, atau mungkin di Surabaya.
Aku tidak ingin mengikuti jejak bapakku menjadi guru apalagi
menjadi petani. Aku ingin pergi melang‐lang buana mencari
kehidupan yang lebih baik. Akhirnya sampailah saatnya aku
memasuki bangku kuliah. Awalnya aku ingin meneruskan
sekolahku di Surabaya. Aku ingin menjadi seorang yang
pandai berbahasa Inggris. Aku berangan‐angan kalau aku bisa
berbahasa Inggris, aku akan memiliki banyak kesempatan
memilih lapangan pekerjaan sehingga aku akan memiliki
banyak uang untuk membantu kedua orang tuaku.
Takdir berkata lain, sebelum aku bisa mendaftar ke
universitas yang aku inginkan aku sudah lebih dulu
mendapatkan pengumuman diterima di sebuah perguruan
tinggi ternama di Bogor. Sebenarnya aku tak pernah berpikir
untuk kuliah di sana. Aku dulu mendaftar untuk kuliah di
Bogor hanya karena rasa kesalku pada teman karibku yang
membohongiku. Aku jengkel karena dia telah berbohong
kepadaku. Temanku tak pernah mengaku kalau dia
mendaftar kuliah di Bogor, sampai aku tahu dari pak guru
kalau dia mendaftar.
Dari rasa jengkelku itulah aku hanya ingin menunjukkan
bahwa aku juga bisa. Setelah benar‐benar diterima hanyalah
sesal yang aku dapatkan. Aku bisa diterima di Bogor dengan
tanpa tes, yaitu melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat dan
Menjadi Guru Sejahtera Tanpa Utang (Bukan Mimpi) | 5