Page 16 - MENJADI GURU SEJAHTERA TANPA UTANG-
P. 16
kelebihannya. Beliau tetap memberdayakan kebun sekitar
rumah untuk menambah uang belanja. Aku hanya bisa
membantu ibu berkebun di sekitaran rumah. Sampai akhirnya
aku meminta izin untuk bekerja di pabrik tekstil dekat rumah.
Ibu memintakan izin ke bapak, maklum aku belum bisa
nyaman berkomunikasi dengan bapak. Aku masih diliputi rasa
bersalah yang sangat mendalam. Ternyata bapak tidak
mengizinkan aku bekerja di pabrik. Bapak masih memiliki cita‐
cita, anak‐anaknya harus memiliki ijasah S‐1. Bapak tidak
menginginkan anak‐anaknya mengalami nasib yang sama
dengannya. Dengan ijasah yang lebih tinggi, harapan hidup
yang lebih layak masih bisa diharapkan.
Akhirnya ibuku menasihatiku agar aku bisa kuliah lagi. Ibu
memberiku izin agar aku bisa kuliah di swasta. Walaupun
kuliah di swasta itu lebih mahal, hanya itulah jalan satu‐
satunya bagiku untuk melanjutkan hidup sesuai cita‐cita
bapak. Akupun mulai berpikir, jurusan apa yang harus aku
pilih agar bisa masuk dunia kerja lebih cepat. Mendalami
bahasa Inggris adalah satu‐satunya keinginanku. Aku tidak
ingin pengalamanku ikut‐ikutan dengan teman terjadi lagi.
Aku meneguhkan pilihan ke jurusan bahasa Inggris.
Aku akhirnya mendaftar ke sebuah universitas swasta
yang ada di luar kotaku, yaitu di Solo. Satu‐satunya jurusan
bahasa Inggris yang ada hanyalah FKIP (Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan). Itulah awal dari takdir Allah yang
menyertaiku. Dulu aku sangat membenci menjadi guru, tapi
akhirnya aku kuliah juga di fakultas keguruan. Waktu itu aku
tetap belum bisa menerima profesi guru. Aku masih berharap
bahwa aku bisa memiliki profesi lain selain guru. Aku yakin
8 | Danarti