Page 17 - MENJADI GURU SEJAHTERA TANPA UTANG-
P. 17
kuliah di fakultas keguruan tidak harus menjadi guru. Masih
banyak pilihan yang lain saat aku lulus nanti.
Hari‐hariku aku lalui bersama teman‐temanku di kampus.
Aku tidak tinggal di kos, tetapi melajo dari rumah. Setiap hari
aku naik bus pulang pergi kuliah dengan jarak kurang lebih 30
km. Aku berjanji bersungguh‐sungguh dalam belajar. Aku
ingin lulus lebih cepat. Aku tidak ingin menyusahkan bapakku
untuk yang kesekian kalinya. Aku tidak pernah meminta uang
saku dari bapak. Untuk uang kuliahpun kalau bapak tidak
memberikan kepadaku aku tidak memintanya. Aku
menyadari betapa beratnya beban bapak menopang
ekonomi keluarga. Aku sedih kalau mengingat kata‐kata
bapak. Beliau selalu bilang, hidup bapak penuh dengan
utang, selalu gali lubang tutup lubang. Tetapi bapak masih
selalu bersyukur kepada Allah, karena masih ada orang yang
percaya sama bapak untuk meminjamkan uangnya pada
bapak. Kata‐kata itu sepintas sangat penuh rasa syukur,
tetapi bagiku begitu menyakitkan.
Semester demi semester aku lalui. Aku tak pernah
melewatkan mengikuti kegiatan kampus. Selain untuk
menunggu waktu kuliah, aku juga berusaha mencari peluang
menambah uang saku. Aku tidak kos, artinya aku tidak punya
tempat yang nyaman menunggu waktu kuliah yang
berikutnya apabila ada jeda. Kantor‐kantor organisasi
kemahasiswaanlah yang aku gunakan untuk transit
beristirahat. Aku paling rajin bergabung pada kepanitiaan
kegiatan mahasiswa, terutama panitia seminar. Karena di
sanalah banyak ladang rezeki bagiku.
Menjadi Guru Sejahtera Tanpa Utang (Bukan Mimpi) | 9