Page 32 - MENJADI GURU SEJAHTERA TANPA UTANG-
P. 32
karena masih ada tempat untuk bisa kembali pulang. Kami
selalu berdoa semoga Alloh segera memberikan tempat
berteduh tanpa haru berpindah‐pindah. Kami mulai rajin
menabung sisa dari sedikit gaji yang diterima suami.
Aku punya cita‐cita bisa memiliki warung kecil‐kecilan
yang bisa aku tunggui sambil mendidik anakku tanpa harus
meninggalkannya. Setahun ternyata begitu cepat, artinya
suamiku harus memperpanjang masa kontrak rumah yang
kami tinggali. Rupanya Allah mendengar doa kami. Suatu hari
ayah mertuaku mengatakan kalau beliau akan memberikan
tanah pada anak‐anaknya walau sejengkal. Giliran pertama
yang mendapatkan tanah itu adalah kakak tertua. Walaupun
sudah menikah lama, kakak juga belum memiliki rumah. Dia
tinggal di kota yang sama denganku. Sama sepertiku , dia
juga masih pindah dari satu kontrakan ke kontrakan yang
lain.
Lama sebelum suamiku dan kakak ipar menikah, ayah
mertuaku pernah membeli sebidang tanah di kota dimana
kita tinggal. Tanah itu lama kosong tak terawat. Tanah itu
tepat berada di samping sebuah masjid dekat dengan
sekolah tempat suami mengajar. Sesekali tanah itu hanya
digunakan untuk parkir kendaraan para jemaah masjid.
Setelah kakak pertama menikah, tanah itu sebenarnya sudah
diberikan kepadanya, tetapi ternyata kakak menolaknya.
Alasannya adalah karena tanah itu dekat dengan masjid. Saat
itu mereka berdua belum mencintai masjid. Mereka
beranggapan tinggal di dekat masjid ribet. Karena mangkrak,
tanah itu akhirnya diberikan kepada suamiku, rezeki itu tak
akan lari kemana. Sejak saat itulah kami memiliki cita‐cita dan
24 | Danarti