Page 59 - MENJADI GURU SEJAHTERA TANPA UTANG-
P. 59

Sepeda Hilang di Parkiran




             A          nak pertamaku sudah memasuki usia 5 tahun, dan

                     akupun  sudah  memiliki  rumah  walau  belum
                    sempurna.   Maka   aku    dan    suami    merencanakan
                memiliki  anak  yang  kedua.  Jarak  yang  kami  rencanakan
             cukup lama, itu semua karena trauma persalinan pertamaku.
                Aku  masih  ingat  betul  betapa  menakutkannya  saat  aku
             melahirkan  anakku  yang  pertama.  Ketuban  pecah  dini,  dan
             melahirkanpun harus ke rumah sakit dengan di pacu. Ibuku
             menginginkan aku punya tiga anak. Punya anak satu, kasihan
                     dia akan kesepian dan dia tidak punya saudara untuk
             berkeluh kesah. Kalau punya anak cuma dua, kalau mereka
                berselisih tidak ada yang mendamaikan. Kalau punya tiga
             anak, bisa saling berbagi apabila ada yang kesusahan dan bila
                   berselisih ada yang mendamaikan. Itulah ibuku, selalu
             berpikir realistis.
                 Ibuku  hanya  memiliki  satu  saudara  kandung,  yaitu
             pamanku. Mungkin itulah yang dirasakan ibuku, ketika beliau
             berselisih  paham  dengan  pamanku  tidak  ada  yang
             mendamaikan,  bahkan  kadang‐kadang  bisa  agak  lama  tidak
             saling bertegur sapa. Ibu tidak ingin apa yang menimpanya
             terjadi pada anak‐anakku.
                 Di  kehamilanku  yang  kedua,  aku  menginginkan
             memeriksakan  diri  ke  dokter  spesialis  kandungan,  dan
             bukannya ke bidan. Aku merasa lebih nyaman memeriksakan
             diri ke dokter.  Aku tidak ingin  kejadian kelahiran anak


                      Menjadi Guru Sejahtera Tanpa Utang (Bukan Mimpi) | 51
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64