Page 95 - MENJADI GURU SEJAHTERA TANPA UTANG-
P. 95
profesional. Aku merasa uang itu begitu banyak
dibandingkan gajiku yang aku tabung setiap bulannya. Aku
tahu persis maksud pemerintah memberikan tunjangan
professional kepada guru, satu di antaranya untuk
pengembangan profesi guru. Akupun sudah menggunakan
sebagian gajiku untuk membeli media pembelajaran, buku‐
buku pendamping, dan juga untuk mengikuti berbagai
workshop maupun kegiatan pendukung lainnya. Bahkan aku
juga sampai ke Jakarta untuk mengikuti workshop yang
diadakan oleh British Council yang semua menggunakan dana
yang aku terima dari gajiku. Akupun semakin rajin menabung.
Masih ada cita‐citaku yang sempat dua kali tertunda yaitu
meng‐upgrade si Mata Bagong.
Aku semakin bersemangat dalam bekerja. Pekerjaan
tambahan di sekolah aku lakoni dengan sungguh‐sungguh.
Dari berbagai kegiatan itulah aku mendapatkan tambahan
penghasilan. Lumayanlah, walau mungkin hanya recehan‐
recehan kecil yang aku dapatkan, bisa untuk menambah
belanja dapur. Aku hampir tidak pernah menggunakan uang
gaji sertifikasi untuk hal‐hal yang tidak penting. Aku ingin
mewujudkan impianku memiliki mobil baru, maka aku pun
rela mengencangkan ikat pinggang.
Tanpa terasa tabunganku sudah cukup untuk membeli
sebuah mobil baru walaupun bukan merek yang mahal.
Akupun merengek kepada suamiku untuk melihat‐lihat mobil
bari di beberapa dealer mobil di kotaku. Ada pengalaman
yang tidak mengenakkan ketika aku memasuki sebuah dealer
mobil. Tak satupun pekerja yang melayaniku. Mereka seakan
tak yakin kalau aku mampu membeli mobil baru. Maklum saja
Menjadi Guru Sejahtera Tanpa Utang (Bukan Mimpi) | 87