Page 11 - Sinar Tani Edisi 4073
P. 11
A GRI W ACA N A Edisi 5 - 11 Februari 2025 | No. 4073 Tahun LV 11
Daun Ketapang,
Tukin dan Peternak Gurem
Oleh: Suhubdy Yasin*
anya dari sehelai daun, ia diet ternak kambingnya. Dia tidak cara singkat, si pemikul daun diperkirakan anggarannya 7,1T. Jika
mengikhtiar hidupnya. serakah memotong semua daun ketapang itu, pergi yang dihantarkan menyimak angka uangnya, mungkin
Terdapat banyak fungsi muda yang ada di hadapan matanya. oleh pandangan mata saya yang juga si peternak itu tidak paham
daun. Selain menjadi Ia berpikir tentang hari esok yang sedikit berbinar. Hidup kadang tidak tentang T yang tertera di belakang
Hdapur tetumbuhan, mesti kembali ke pohon yang sama fair. Ada segelintir orang di negeri ini angka Rp itu karena ia adalah salah
juga banyak sekali fungsi lainnya. untuk 3 hari cadangan pakannya. yang dengan bangga mengkorupsi satu dari warga yang putus sekolah
Mulai dari dijadikan pembungkus Ia pulang dengan bahagia aset (uang) negara bermilyar-milyar, (SD tidak tamat) dan isterinya pun
makanan, bahan farmaka, payung, sambil tersenyum lepas karena ada ASN yang ke kantornya datang di demikian.
dan/atau sebagai makanan ternak di pundaknya terbeban keluarga pagi buta untuk menyetor mukanya Hidupnya hanya disandarkan
(pakan). kecil yang menanti kedatangannya ke tembok ajaib yang terpasang kepada kambing dan daun ketapang.
Pagi ini, seorang peternak yang di rumah (isteri, seorang anak mesin dungu, perekam wajah ASN. Ia masih berharap, semoga pohon
sedang memelihara sepasang ternak perempuan berumur 4 thn, dan Ting ting ting, OK, tanda ia hadir dan ketapang yang tumbuh liar di pinggir
kambing (prakiraan berumur 6 2 ekor kambingnya yang jantan dengan cara yang sama dia datang jalan raya itu, tidak dipankas oleh
bulan), di pagi buta, sudah berangkat dan betina). Pekerjaan yang sama, lagi. Kondisi seperti itu ada yang petugas PLN atau ditebang oleh
dari pondoknya memburuh diulangi setiap pagi dan sore dengan menjulukinya pegawai negeri-705. petugas PU yang sedang memulai
dedaunan untuk pakan kambingnya. penuh imajinasi sederhana. Kelak di Apa itu?, “absensi jam 07 pagi dan pelebaran jalan raya, sebagai proyek
Rutinitas seperti itu, setiap pagi dan bulan Idul Adha (Idul Qurban) akan sore 17.00, di antara jam itu ybs tidak baru di awal tahun.
sore berjalan kaki, ditemani oleh dapat menjual seekor kambing di kantor (0 artinya tidak ada di Demikianlah, secuil catatan teras
sebatang bambu yang menjadi jantan yang akan dibeli oleh yang kantor). Tapi gajinya lumayan banyak. di akhir pekan dengan harapan dan
pegangan pisau aritnya. Si Udin berpunya untuk hewan qurban Semoga hal seperti itu, hanya doa agar daun pohon ketapang
(bukan nama sebenarnya) sudah dengan harga fantastis. dilakukan oleh segelintir pegawai dan pohon-pohon lain yang
berkeliling ke tempat yang mungkin Ia menghayal sambil tersenyum rendahan, bukan GB, direktur, atau berkemungkinan menjadi sumber
ia dapat memetik dedaunan. seolah-olah sudah menggenggam kepala bagian, dan pejabat. pakan masih tegak, tumbuhkembang,
Karena ternak piaraannya adalah uang seratus ribu berwarna merah. Ia Beda sekali dengan peternak dan berdaun lebat. Karena dedaunan
kambing (browser: peramban), menghayal tentang baju baru daster kambing tadi. Tidak punya kantor, itu yang menjadi lembaran uang
maka pilihannya adalah daun dari isteri, uang sekolah putrinya yang tidak ada golongan gajinya, tidak hayalan para pengangon ternak
pepohonan. akan masuk TK, dan sisanya akan ada Tukin yang diharapkan, dan gurem.
Tak urung lagi, ia ketemu dengan diperuntukan membeli kambing lain-lain tunjangan. Ia rela bergatal- Tulisan ini harus saya akhiri karena
pohon ketapang (Terminalia betina berumur 6 bulan sebagai gatalan oleh gigitan semut merah diganggu oleh bisingnya bunyi seekor
catappa) yang rindang dan daunnya tambahan indukan. yang terikut di daun ketapang, insek (takedek: bahasa Samawa,
hijau royo-royo karena kebetulan Hayalannya sungguh sangat dihiasi oleh orkestra perut keroncong red), yang menurut tahayul orang
saat ini sedang musim penghujan. sederhana. Tidak seperti hayalan sang karena belum sarapan, dan sudah kampung, bunyi itu menjadi penanda
Dia potong cabang dan/atau ASN yang gaji tiap bulan mengalir basah dengan keringat sebelum ia bahwa hari akan panas atau hujan
ranting yang berdaun lebat. Setelah ke rekeningnya. Apalagi ASN Dosen mandi. Itulah perjuangan pahlawan akan mulai menyurut intensitasnya!.
dirasa cukup, ia mengemas dan yang sedang membayangkan kampung, yang mungkin juga Demikianlah sekelumit catatan teras
diikat semua batang/rantingnya. TUKIN yang jumlahnya melebihi berharap akan mendapat jatah nasi di pagi ini, semoga bermakna.
Selanjutnya, ia pulang dengan yang dikhayalkan oleh si peternak gratis untuk isterinya yang sedang *Penulis adalah pemerhati
membawa seikat daun ketapang kambing. hamil muda, dari Program Mercusuar Dinamika Literasi
yang diprakirakan memadai sebagai Setelah saya melakukan wawan- “Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dan Informasi Global.
Singkong Kolom
emasaran singkong di persen dari jumlah yang seharusnya Dampaknya, produksi singkong
Lampung sudah lama mereka dapatkan. di Lampung terus menurun dalam
dalam keadaan tidak Kini pun penetapan harga dan 10 tahun terakhir. Produksi tertinggi Oleh: Memed Gunawan
efisien. Puncaknya terjadi rafaksi tidak selalu menjadi solusi bagi sebesar 9 juta ton pernah dicapai
Punjukrasa, yang dahulu kedua belah pihak. Harga singkong pada 2010 setelah itu terus menurun
tidak pernah terjadi tetapi menjadi yang disepakati melalui mediasi hingga 2022 kurang dari 7 juta ton. ini memerlukan penanganan
semacam api dalam sekam. Pemerintah Provinsi Lampung pada Bahkan, pada 2019 di bawah 5 juta yang komprehensif. Harus diakui
Padahal Lampung merupakan 23 Desember 2024 sebesar Rp 1.400/ ton, dengan produktivitas yang relatif pertanaman singkong hampir tidak
sentra produksi singkong utama kg dengan rafaksi maksimal 15% rendah yaitu 22 ton/hektar, jauh lebih memperoleh pemeliharaan yang
di Indonesia. Pada tahun 2022, ternyata memberatkan bagi industri rendah dari potensi produktivitas seharusnya oleh petani.
Lampung menghasilkan 6,7 juta ton tapioka karena harga tapioka di pasar yang bisa mencapai 60-80 ton per Dalam jangka panjang, selain
umbi singkong segar atau sekitar global terus menurun. Sejumlah hektar. kebijakan untuk meningkatkan
40% dari total produksi singkong pabrik tapioka besar memilih meng- Kemelut singkong di Lampung produktivitas dan kualitas, harus
nasional. hentikan kegiatan produksi sehingga tidak hanya soal harga dan pula seiring dengan membangun
Dalam satu kajian tahun 80-an, tidak lagi membeli singkong dari pemasaran, tetapi terkait dengan kelembagaan pemasaran yang
dilaporkan petani yang menjual petani tapi bahkan memiih impor. produktivitas dan kualitas, yang lebih transparan dan adil.
produknya ke pengolah besar Pada tahun 2018 Indonesia akhirnya kalah bersaing dengan Dalam kaitan dengan diversifikasi
tak pernah melihat langsung mengimpor 349,27 ribu ton singkong produk impor. Pemasaran memang pangan, sangat penting menjadikan
timbangan tapi hanya menerima dari Thailand, tahun 2018 sebesar 300 bermasalah. Penetapan kadar aci singkong sebagai pangan stra-
laporan tonase, rafaksi yang ribu ton, dan tahun 2019 sebanyak (rendemen) singkong dan besarnya tegis nasional, dan mendorong
ditentukan sepihak oleh pembeli 500 ribu ton. Pada tahun 2024 impor rafaksi tidak menyelesaikan masalah. diversifikasi produk berbahan baku
dan sebuah kupon pembayaran singkong mencapai US1,65 juta, Diperlukan penataan seluruh rantai singkong yang begitu potensial
yang harus diuangkan seminggu dengan harga rata-rata US$ 0,29 per produksi, pemasaran dan distribusi. untuk dikembangkan. Apakah
kemudian. Untuk mendapatkan kg (Rp 4.640/kg, dengan kurs US 1 = Singkatnya ekonomi komoditas program MBG tidak tergerak untuk
pembayaran tunai mereka harus Rp 16.000), sementara di Indonesia yang disebut dalam lagu Koes Plus mengenalkan sumber karbohidrat
rela menerima potongan beberapa harga tapioka Rp 11.326-19.782. sebagai “tongkat kayu jadi tanaman” berbasis singkong?