Page 7 - Sinar Tani Edisi 4073
P. 7
7
Edisi 5 - 11 Februari 2025 | No. 4073 Tahun LV
Petani Singkong
Berjuang
di Tengah
Oligopsoni
Harga singkong
terus merosot,
membuat petani
kian terhimpit. Di
tengah dominasi
pabrik besar yang
mengendalikan
harga, mereka
berjuang keras agar
tak merugi. Bisakah
situasi ini berubah?
P olemik tentang harga membuat petani tidak mampu dengan pemerataan ekonomi yang win solution, di mana semua pihak
singkong di Lampung dan
sentra produksi lainnya
produksi
tinggi
yang
Biaya
diuntungkan,” tegasnya.
mengemuka,
tidak berjalan dengan semestinya.
kembali
banyak
harga
modal
ketika
ranah
Dalam
yang
mengundang
lebih
perhatian dan keluhan
singkong
merangkak naik menjadi simbol
kesejahteraan
berkaitan
dengan
menambah beban hidup mereka.
ketimpangan ini, yang semakin
dari petani. Harga jual yang terus menutupi turun, yang semakin Harga tepung tapioka yang terus luas, menurut Usep, masalah ini
merosot kontras dengan harga Jadi, meski pemerintah sudah terasa oleh para petani,” tegasnya. sosial yang tidak hanya berfokus
tepung tapioka yang stabil, bahkan menetapkan harga dasar singkong Peningkatan produktivitas pada keuntungan perusahaan atau
terkadang naik. sebesar Rp 1.400/kg, kebijakan ini singkong menjadi salah satu industri. Karenanya, menjadi tugas
Kejanggalan ini tentu sulit terlaksana jika pabrik tidak solusi yang dapat ditempuh untuk pemerintah untuk mendudukkan
memunculkan berbagai pertanyaan membeli dari petani dengan alasan mengatasi masalah ini. Pemerintah semua pihak dalam satu meja dan
tentang mekanisme pasar dan biaya produksi yang meningkat. harus bekerja sama dengan mencari solusi yang adil, sehingga
struktur industri yang ada. Padahal, “Ini adalah dilema yang nyata perguruan tinggi dan lembaga tidak ada pihak yang dirugikan.
singkong adalah salah satu bagi petani yang terpaksa menjual penelitian untuk meningkatkan Sementara itu mengenai
komoditas utama yang seharusnya dengan harga jauh lebih rendah atau kualitas dan kuantitas hasil panen kebijakan impor tepung tapioka,
menjadi penghidupan bagi banyak bahkan membiarkan hasil panennya petani. Usep mengatakan, harus dikaji
orang di Lampung. membusuk. Ketidakberpihakan Usep melihat, hal itu bukan ulang agar tidak mempengaruhi
Menurut Usep Syaipudin, seorang pasar ini menunjukkan ada yang sekadar soal memberikan bibit harga di pasar domestik. Pasalnya,
pengamat ekonomi dari Fakultas salah dalam rantai distribusi, unggul atau teknik pemupukan importasi yang tidak terkendali bisa
Ekonomi dan Bisnis Universitas mengingat harga tepung tapioka yang lebih efektif. Namun soal membuat petani lokal terpinggirkan,
Lampung (Unila), struktur pasar yang dihasilkan dari singkong terus bagaimana mengubah cara yang pada akhirnya berimbas pada
yang mengelilingi industri singkong mengalami kenaikan,” katanya. pandang dan strategi dalam ketahanan pangan nasional.
di Indonesia bisa dikategorikan bertani agar produktivitas singkong Pada sisi lain, Badan Pusat
sebagai oligopsoni. Sebuah sistem Kondisi Ironis di Indonesia bisa meningkat, Statistik mencatatkan bahwa
pasar yang hanya dikuasai beberapa Tantangan yang dihadapi petani setidaknya mendekati angka volume impor singkong pada tahun
pembeli besar. singkong, khususnya di Lampung Thailand. “Bagaimana mungkin lalu meningkat tajam, lebih dari
“Dalam kondisi ini, harga lebih seakan tak pernah berujung. Dengan harga yang ditawarkan pabrik bisa sembilan kali lipat dibandingkan
banyak ditentukan pabrik, bukan harga singkong yang terus menurun, menguntungkan jika hasil panennya tahun sebelumnya. Vietnam menjadi
oleh mekanisme pasar yang bahkan untuk menutupi biaya saja tak bisa maksimal?,” katanya. negara penyumbang terbesar
seharusnya berjalan secara adil. produksi pun terasa sulit, mereka Usep juga mengingatkan, sistem singkong impor ke Indonesia,
Petani, yang seharusnya menjadi harus menghadapi kenyataan pahit pasar yang mengontrol harga mencapai lebih dari 90% dari total
ujung tombak, malah terjepit bahwa harga jual singkong masih juga perlu mendapat perhatian impor.
dengan harga yang tak pernah jauh dari kata menguntungkan. lebih. Pemerintah, harus lebih aktif Meskipun impor singkong hanya
berpihak kepada mereka,” tuturnya. Ironisnya, menurut Usep, harga mengawasi mekanisme harga, berkontribusi sedikit terhadap
Salah satu masalah yang cukup tepung tapioka yang naik tidak terutama yang berkaitan dengan total produksi nasional, tetap saja
mendalam adalah rendahnya sebanding dengan harga singkong. industri singkong dan tapioka. fenomena ini menjadi gambaran
produktivitas singkong di Indonesia, Jika harga bahan bakunya terus Selain itu, pelaku industri ketidakseimbangan pasar yang perlu
khususnya di Lampung. Dengan ditekan, sementara harga jual tepung tapioka seharusnya lebih disikapi dengan bijak. Sementara itu,
hasil panen yang hanya mencapai produk olahannya terus merangkak memperhatikan nasib petani. Sebab, volume impor tepung tapioka juga
25-30 ton/ha, petani Lampung naik, maka sudah jelas ada sesuatu keberlanjutan industri ini tidak mencatatkan angka tertinggi dalam
tertinggal jauh dibandingkan negara yang tidak beres. terlepas dari ketersediaan bahan baku lima tahun terakhir, menunjukkan
tetangga seperti Thailand yang bisa “Ini bukan hanya masalah yang bersumber dari para petani. “Di tingginya permintaan untuk produk
memanen hingga 50 ton/ha. petani, melainkan juga berkaitan sinilah pentingnya terciptanya win- olahan singkong. Gsh/Yul