Page 39 - IST Baru
P. 39
Kemudian, di tengah-tengah upaya konsolidasi kekuatan yang diwarnai oleh
berbagai pemberontakan gerombolan bersenjata yang berkecamuk di sana sini, ser-
ta di tengah arus pergolakan politik yang labil sejak menggelincirnya pola anutan
menjauhi kemurnian UUD 1945, pada sekitar awal dasawarsa 50-an, tiap-tiap Resimen
Infanteri yang ada dilakukan perombakan masing-masing menjadi Komando Daerah
Militer.
Dengan terbentuknya kodam-kodam di setiap administrasi pemerintahan
tingkat provinsi, maka keberadaan Komando Tentara & Teritorium dipandang tidak
efektif lagi disamping juga kurang efisien.
Pembentukan organisasi militer manapun biasanya selalu dikaji dari dua per-
anan utama, yaitu peran pembangunan atau pembinaan kekuatan dan peran penggu-
naan kekuatan. Pada masa Orde Lama dulu, kedua peranan itu dikenal dengan istilah
“maacht vorming” dan “maacht anwending”.
Khususnya sudut penggunaan kekuatan, biasanya berfokus pada hal-hal yang
berkaitan dengan pengerahan kekuatan untuk menghadapi ancaman atau mas-
alah-masalah yang bersifat menggugah kekuatan menghadapi sesuatu ancaman mi-
liter ataupun pergolakan politik tertentu yang bernilai ketegangan, krisis maupun
kontingensi. Masalah-masalah yang berkait dengan bidang fungsi kelaksusan pada
masa sekarang, biasanya tergolong dalam kriteria penggunaan kekuatan ini, seperti
halnya juga latihan-latihan bidang siaga operasional (combat alertness).
Sudut pembangunan kekuatan, umumnya mencakup masalah-masalah pe-
mantapan ke dalam, pembinaan satuan, reorganisasi satuan, latihan-latihan, khusus-
nya lingkup kesiapan operasional (combat readiness), dan juga khususnya pembinaan
kekuatan teritorial (militer dan non militer) untuk menopang upaya hankam di masa
datang.
Bentuk Resimen Infanteri pada masa itu nampaknya dianggap kurang tegas
dalam mengemban kedua peranan tersebut di atas. Karena itulah kemudian Koman-
do.T & T Vl/Tanjungpura dihapuskan terhitung mulai 31 januari 1958, sekaligus mem-
bagi wilayah Kalimantan menjadi empat kompartemen dalam bentuk kodam-kodam.
39