Page 94 - KUMPULAN_CERPEN_FLIPPING BOOK
P. 94

“Laporanku sudah jadi, Mas,” kata Raina, sambil matanya
          menatap ke gedung di depan kantor mereka.

               “Jadi opsi apa yang diambil?” tanya Arya.


               “Pemerintah harus mengatur secara rinci subsidi apa yang
          akan diberikan ke perusahaan ekspedisi pelat merah itu. Kalau
          itu belum selesai, kita nggak akan masuk dulu,” terang Raina.


               “Wah, bagus itu. Jadi jelas, bisa tepat sasaran,” sahut Arya.

               “Benar, sistemnya harus diperbaiki. Kita sudah diskusi dan
          kasih alternatif ke manajemennya. Bisnis mereka harusnya bisa
          makin  berkembang,  high potential.,  Apalagi  kondisi  sekarang

          orang gila-gilaan belanja  online, jaringan mereka sangat luas
          sampai pelosok negeri, mereka harusnya bisa memanfaatkan
          keuntungan itu dan melihat perkembangan kondisi terkini,” kata
          Raina panjang lebar.


               Terdengar suara langkah masuk ke ruangan,  membuat
          Raina menoleh, ternyata Pak Asep yang berdiri di depan pintu.

               “Mbak Raina belum pulang?” tanya Pak Asep.

               “Bentar lagi Pak. Boleh minta tolong dibikinin kopi ya Pak.
          Biasa ya, Pak,” pinta Raina ke Pak Asep.


               “Iya  Mbak,  satu  latte  dan  satu  kopi  hitam  dengan  dua
          sendok gula,” sahut Pak Asep.

               “Iyes, bener. Makasih ya, Pak,” kata Raina sumringah.




           86   Kumpulan Cerpen
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99