Page 23 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 23

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                           social control, akan tetapi berfungsi as a tool of social engineering, secara
                           operasional dapat digambarkan, dimana hukum nasional fungsinya
                           tidak hanya menyelesaikan masalah-masalah hukum  yang sudah
                           timbul, namun justru merupakan kaidah-kaidah hukum yang mampu
                           mencegah berbagai masalah,  inflict hukum, kebenturan sosial  (social
                           conflict), serta menjadi sarana pembangunan. 7
                                Selanjutnya karakteristik hukum ditinjau dari ciri hukum modern
                           dapat diformulasikan sebagai berikut:
                                Pertama, perundang-undangan bersifat transaksional di mana hak
                           dan kewajiban di dalam UU tidak ditentukan berdasarkan status, akan
                           tetapi berdasarkan kontrak. Ini berarti UU di dalam penegakannya tidak
                           mengenal perbedaan agama, ras, suku, kasta. 8
                                Kedua, perundang-undangan merupakan instrumen kebijaksanaan
                           publik  (instrument of public policy). Di sini hukum mempunyai sifat
                           instrumental digunakan secara sadar dalam pembangunan. Seperti
                           diputuskan oleh seminar Hukum Nasional III (1974), di mana UU
                           merupakan sarana untuk merealisir kebijaksanaan di bidang politik,
                           ekonomi,  sosial,  budaya,  dan  pertahanan  keamanan  sesuai  dengan
                           skala prioritas Pembangunan Nasional. 9
                                Ketiga, perundang-undangan dalam hubungannya dengan politik
                           melahirkan tipe hukum responsif. Dalam hal ini berarti, hukum dapat
                           menunjang  tertib politik,  kekuasaan  politik  (power politic) yang  akan
                           memperkuat penegakan hukum dan karenanya dapat menunjang
                           wibawa hukum. 10
                                Keempat, perundang-undangan harus dapat memperluas
                           sasaran keadilan sosial. Secara normatif ini dapat diartikan sebagai
                           usaha mengeksplisitkan jiwa keadilan sosial ke dalam perumusan UU.

                          7   Daniel Lev, mengemukakan Social Engineering mempunyai dua arti, yaitu secara formal sebagai suatu
                       prosedur untuk merubah masyarakat, dan secara materiil menentukan masyarakat macam apa yang dikehendaki.
                       Selanjutnya beliau memperingatkan Social engineering itu ada bahaya, yaitu ia memberikan kekuasaan yang penuh
                       kepada pemerintah. Erman Rajagukguk, Hukum dan Masyarakat, (Bandung: Bina Aksara), hlm. 73.
                          8   Robert B. Siedman, Law and Development; A General Model, Disarikan oleh Satjipto Raharjo, Hukum dan
                       Masyarakat, Pusat Studi Hukum dan Pembangunan, FH Unair, 1976, hlm. 85. Lihat juga Marc Galanter, “Modernisasi
                       Dinamika Pertumbuhan”, Gajah Mada University Press, 1980, hlm. 102.
                          9   Satjipto Rahardjo, Hukum dan Perubahan Sosial, (Bandung: Alumni, 1979), hlm. 162.
                          10  Philippe Nonet & Philip Selznick, Law and Society Transition Toward Responsive Law, (New York: Hauper
                       & Row, publisher, 1978) hlm. 33, 54, 74. la mengemukakan ada tiga tipe hukum, yaitu (1) Repressive Law, displays
                       Characteristic, Legal institution are directly accessible to political power ......, (2) Autonomous Law, law is separated
                       from politics, the system proclaims the independence of the indiciary and draws up a sharp line between legislative
                       and judicial functions, (3) Responsive Law, as Jereme Frank noted a key purpose of legal realist was to make law
                       more responsive to social needs.


                   4     dpr.go.id
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28