Page 51 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 51

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                           1.   Sebagai  suatu  alat  (tool)  atau  sarana  dan  langkah  yang  dapat
                                digunakan oleh  pemerintah untuk menciptakan  suatu sistem
                                hukum nasional yang dikehendaki; dan
                           2.   Dengan sistem hukum nasional itu akan diwujudkan cita-cita
                                bangsa Indonesia yang lebih cepat.
                                Ini berarti pula, pilihan dan corak “sistem hukum nasional  yang
                           dikehendaki” untuk diterapkan dalam NKRI, sangat ditentukan oleh ilmu
                           hukum yang digunakan. Dalam hal ini, B. Arief Sidharta mengusulkan
                           tentang tatanan hukum nasional Indonesia harus mengandung ciri: 50
                           1.   Berwawasan kebangsaan dan berwawasan nusantara;
                           2.   Mampu mengakomodasi kesadaran hukum kelompok etnis
                                kedaerahan dan keyakinan keagamaan;

                           3.   Sejauh mungkin berbentuk tertulis dan terunifikasi;
                           4.   Bersifat nasional yang mencakup rasionalitas efisiensi, rasionalitas
                                kewajaran  (redelijkheid), rasionalitas kaidah, dan rasionalitas nilai
                                sejalan bunyi UU;
                           5.   Aturan  prosedural  yang  menjamin   transparansi,  yang
                                memungkinkan kajian nasional terhadap proses pengambilan
                                putusan oleh pemerintah sesuai kehendak publik dan rasa
                                keadilan;

                           6.   Responsif terhadap perkembangan aspirasi dan ekspektasi
                                masyarakat berdasarkan hukum dan keadilan; dan

                           7.   Tatanan hukum harus memberi warna pada peraturan perundang-
                                undangan yang berlaku di negara bersangkutan.

                           4.   Membentuk Peraturan Perundang-Undangan  yang
                                Responsif, Partisipatif, dan Populis
                                Prinsip negara hukum dalam arti sempit juga bisa diartikan, negara
                           atau pemerintah harus berdasarkan peraturan perundang-undangan
                           dalam mengelola kekuasaannya. Untuk menghindari pembentukan
                           peraturan perundang-undangan  yang represif dan mengancam


                          50  Tinton Slamet Kurnia, Sistem Hukum Indonesia Sebuah Pemahaman Awal, (Bandung: CV Mandar Maju,
                       2016).


                   32    dpr.go.id
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56