Page 48 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 48

SISTEM HUKUM DAN
                                                           PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL



                           hukum sarat dengan warna politik atau lebih tepatnya, bahwa hukum
                           harus dipandang sebagai hasil dari suatu proses politik  (law as a
                           product of political process). Ditambah lagi, sub-sistem politik dianggap
                           lebih powerful dibandingkan sub-sistem hukum. Hal ini mengakibatkan
                           apabila hukum berhadapan dengan politik, maka ia berada pada
                           kedudukannya yang lebih lemah. Sub-sistem politik mempunyai tingkat
                           determinasi  yang lebih tinggi  daripada sub-sistem hukum, karena
                           hukum merupakan hasil atau kristalisasi dari kehendak politik  yang
                           saling berinteraksi dan saling bersaingan. 41
                                Dari asumsi dasar ini dapat dikatakan bahwa hukum tidak boleh
                           diterima begitu saja secara apa adanya  (taken for granted) tanpa
                           mempertimbangkan latar belakang  yang bersifat non-hukum  yang
                           kemudian  sangat  determinan  dalam  mempengaruhi  bentuk  dan  isi
                           suatu produk hukum tertentu.
                                Dalam kerangka positivistik, hukum merupakan produk politik
                           sebagai  sumber kekuatan mengikatnya hukum.  Namun, hukum tidak
                           boleh dibentuk tanpa adanya suatu politik hukum  yang berorientasi
                           kebutuhan  rakyat.  Asumsi  yang  berkembang  berdasarkan  kacamata
                           positivistis,  menempatkan  hukum  sebagai produk  politik.  Namun,
                           secara konsepsi atau  das sollen-nya memang harus menempatkan
                           hukum diatas politik, sehingga kegiatan-kegiatan politik haruslah
                           berdasarkan hukum. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Soemantri
                           bahwa jika hukum diibaratkan rel dan politik diibaratkan lokomotif, maka
                           sering terlihat lokomotif itu keluar dari jalurnya. 42
                                Pandangan dari Mochtar Kusumaatmadja mengenai pembentukan
                           hukum, dalam hal ini pembentukan UU yaitu banyak orang hanya bicara
                           tentang hukum secara normatif, kadang-kadang terbentur pada sisi
                           yang tidak bisa paham sekali, karena ternyata ada beberapa faktor yang
                           sangat memengaruhi bagaimana kemudian hukum itu bisa terbentuk. 43
                                Menurut Satjipto Rahardjo, melihat dari aspek sosiologi hukum,
                           beliau menekankan bahwa dalam studi hukum tidak bisa berpihak pada
                           ketentuan normatif saja. Kalau hanya memahami ketentuan normatif,
                          41  Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Edisi Revisi, 2012).
                          42  Refleksi  Singkat  Mengenai  Hukum  dan  Politik  -  Fakultas  ...  fh.unpad.ac.id  ›  refleksi-singkat-mengenai-
                       hukum-dan..., diakses pada tanggal 8 Januari 2020.
                          43  Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan (Kumpulan Karya  Tulis),
                       (Bandung: Penerbit Alumni, 2002).


                                                                                  29
                                                                         dpr.go.id
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53