Page 54 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 54

SISTEM HUKUM DAN
                                                           PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL



                           penyusunan dan pembahasan harus selalu melibatkan publik untuk
                           memberikan pandangan, baik secara langsung maupun tidak langsung,
                           melalui perangkat teknologi informasi. Publik harus diberi kesempatan
                           menyampaikan pandangan atas seluruh ketentuan yang akan mengatur
                           dan mengikat mereka.
                                Ann Seidman  memaknai  partisipasi  yaitu pihak-pihak  yang
                           dipengaruhi oleh suatu keputusan yang ditetapkan stakeholders (pihak
                           yang mempunyai kepentingan) memiliki kesempatan  yang seluas-
                           luasnya untuk memberikan masukan, kritik, dan mengambil bagian
                           dalam  pembuatan  keputusan-keputusan  pemerintahan.   Lothar
                                                                              60
                           Gundling mengemukakan beberapa alasan tentang perlunya peran
                           serta masyarakat dalam penyusunan kebijakan, sebagai berikut: 61

                           1.   Informing  the  administration (memberi informasi kepada
                                Pemerintah);

                           2.   Increasing the readiness of the public to accept decisions
                                (meningkatkan kesediaan masyarakat untuk menerima keputusan);
                           3.   Supplementing judicial protection (membantu perlindungan
                                hukum);
                           4.   Democratizing  decision  making (mendemokrasikan pengambilan
                                keputusan).
                                Populis  diartikan, para  pemegang  kekuasaan  mengatur harus
                           menghindari pembentukan peraturan perundang-undangan  yang
                           ditujukan hanya untuk melindungi kepentingan lembaga tertentu
                           atau golongan tertentu, yang bertentangan dengan nalar publik yang
                           lebih luas. Pembentukan peraturan perundang-undangan juga harus
                           dihindarkan dari upaya memberangus hak publik untuk memberikan
                           kritik terhadap jalannya kekuasaan, baik legislatif, eksekutif, maupun
                           yudikatif, mengingat kontrol publik melalui kebebasan menyatakan
                           pendapat secara bertanggung jawab merupakan bagian dari ciri negara
                           hukum demokratis yang secara jelas dijamin oleh konstitusi.

                          60  Ann Seidman, Robert B. Seidman, dan Nalin  Abeyserkere, Penyusunan Rancangan Undang-undang
                       dalam Perubahan Masyarakat  yang Demokratis, (Jakarta: Proyek ELIPS Departemen Kehakiman dan Hak  Asasi
                       Manusia Republik Indonesia, 2001), hlm. 8.
                          61  Yuliandri, Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang Baik: Gagasan Pembentukan
                       Undang-Undang Berkelanjutan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 187.


                                                                                  35
                                                                         dpr.go.id
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59