Page 143 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 143

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   berpendirian bahwa politik di ranah kemakmuran adalah berdasarkan
                                                   paham ekonomi nasional. Ketika itu, DPR mengakui bahwa Indonesia
                                                   masih merupakan negara seumur jagung yang belum memiliki alat,
                                                   modal, dan sumber daya manusia untuk memajukan kehidupan
                                                   masyarakatnya, sehingga masih perlu dibukanya kesempatan bagi
                                                   perusahaan dan modal asing untuk urut serta ambil bagian di dalam
                                                   perekonomian nasional.
                                                         Di samping itu, istilah “perekonomian rakyat” masih berorientasi
                                                   terhadap istilah-istilah yang sering dipakai dalam ekonomi kolonial,
                                                   yaitu untuk memilah-milah perekonomian yang diusahakan oleh
                                                   pemerintah kolonial bagi kepentingan kolonialis dengan perekonomian
                                                   rakyat, yang diusahakan sekedar untuk membantu penghidupan
                                                   rakyat yang masih terbelakang atas banyak hal. lstilah semacam
                                                   itu nampaknya masih dipergunakan dan dipertahankan, contohnya
                                                   antara lain adalah: karet rakjat, yang memiliki perbedaan dengan karet
                                                   onderneming; Perdagangan rakjat - perdagangan asing (kapital asing,
                                                   Belanda, dan lain-lainnya berikut termasuk juga Tionghoa); Klein
                                                   lndustrie, keradjinan tangan dari rakjat, dan lain-lain.
                                                         Pihak DPR menyatakan kekhawatirannya jika pemerintah
                                                   selanjutnya menggunakan istilah itu dengan pengertian yang lama,
                                                   serta dengan adanya berbagai persoalan tentang kemakmuran dan
                                                   perekonomian maka pemerintah dapat terjebak di dalam cara berpikir
                                                   dualistis dengan dasar-dasar ekonomi kolonial, yaitu mempertahankan
                                                   status yang lama serta mengabaikan situasi perekonomian terkini yang
                                                   seharusnya diperhatikan.
                  Merombak struktur                      DPR juga memberikan rekomendasi bahwa jika pemerintahan

                     ekonomi kolonial              menggunakan istilah tersebut dalam arti perkonomian nasional
                           adalah satu-            atas dasar struktur ekonomi nasional maka hendaknya pemerintah

                  satunya jalan untuk              memberikan penjelasan bahwa pemerintahan dengan sungguh-
                       menyusun, dan               sungguh akan menyusun perekonomian nasional dan merombak
                                                   struktur ekonomi kolonial. Merombak struktur ekonomi kolonial
                     tidak hanya serta             adalah satu-satunya jalan untuk menyusun, dan tidak hanya serta
                 merta memperbaiki                 merta memperbaiki perekonomian rakyat atas dasar ekonomi nasional.

               perekonomian rakyat                       Struktur ekonomi Indonesia pada awal dekade 1950-an dapat
                  atas dasar ekonomi               dilihat hanya sebagai produsen bahan-bahan mentah. Hal tersebut
                                                   menggugah kesadaran para anggota DPR untuk mengupayakan
                                nasional.          agar Indonesia tidak hanya menjadi ‘gudang’ bahan-bahan mentah.
                                                   Negara perlu mengupayakan untuk melakukan produksi barang-
                                                   barang keperluan  dalam  negeri dalam  skala  besar,  semata-mata





                                       dpr.go.id   142





         02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd   142                                                                  11/19/19   10:47 AM
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148