Page 171 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 171

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                               itu telah direntjanakan ntuk dikembalikan kepada
                                                               rakjat, akan tetapi telah berbulan-bulan kabarnja
                                                               baru dalam tingkat karteringen.
                                                                 Saja  peringatkan  sekali  lagi,  Saudara  Ketua,
                                                               bahwa djika masalah jang saja kemukakan ini tidak
                                                               dengan Iekas diatasi, maka itu akan menimbulkan
                                                               suatu keadaan jang tidak menjenangkan bagi kita
                                                               bersama.
                                                                 Terima kasih.” 179


                                                         Permasalah  agraria  adalah  isu  yang  mendapat  perhatian
                                                   besar pada periode tersebut dan DPR menjadikan masalah agraria
                                                   sebagai salah satu permasalahan yang harus mendapat prioritas bagi
                                                   pemerintahan Kabinet Wilopo. Kebijakan yang simpang siur terhadap
                                                   masalah penggunaan lahan perkebunan menyebabkan penempatan
                                                   dan penggunaan lahan dengan cara yang liar. Salah satu contoh yang
                                                   terjadi adalah di Sumatra bagian Timur, terdapat banyak petani yang
                                                   mendapat hukuman karena dianggap melakukan pelanggaran. Hal
                                                   ini diperparah dengan adanya peningkatan jumlah penduduk  yang
                                                                                                            180
                                                   bermigrasi di daerah tersebut, sehingga para penegak hukum sulit
                                                   melakukan kontrol yang ketat.
                                                         Di pihak lain, keterangan pemerintah yang diberikan pada
                   Permasalah agraria              tanggal 9 Mei 1952 mendapatkan respon dari salah satu anggota DPR
                       adalah isu yang             Ibrahim Sedar. Menurutnya, pemerintahan di Kabinet Wilopo tidak

                 mendapat perhatian                memiliki banyak perbedaan yang berarti di dalam beberapa kebijakan
                                                   yang diambil. Perbedaan di sini hanya terkait dengan adanya menteri-
                  besar pada periode
                                                   menteri baru yang dianggap memiliki keahlian di bidangnya. Hal ini
                     tersebut dan DPR              pula yang mendasari zaken kabinet dengan dasar meritokrasi yang
                menjadikan masalah                 kuat. Akan tetapi, ia menyatakan bahwa banyak kebijakan yang diambil

                agraria sebagai salah              dengan tergesa-gesa serta tidak diuji dan melupakan banyak faktor
                                                   penting yang melatarbelakanginya. Selain itu, terdapat kesan impulsif
                   satu permasalahan
                                                   yang dapat disematkan kepada para Menteri yang menduduki instansi
              yang harus mendapat                  penting di pemerintahan. Hal ini disampaikan di dalam pidato sebagai
                           prioritas bagi          berikut:

              pemerintahan Kabinet                                  Saudara  Ketua,  keterangan  Pemerintah
                                                               jang telah diutjapkan tanggal 9 Mei jang lalu oleh
                                  Wilopo.
                                                               Perdana Menteri Mr Wilopo tidak banjak bedanja
                                                   179   Ibid., h. 1962-3.
                                                   180   Y. Hayashi, (2002), “Agencies and Clients: Labour Recruitment in Java, 1870s – 1950s”, CLARA
                                                      Working Paper, No. 14, Amsterdam, h. 22.




                                       dpr.go.id   170





         02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd   170                                                                  11/19/19   10:48 AM
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176