Page 177 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 177

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   permasalahan konstituante dan parlemen di tingkat pusat maupun
                                                   di tingkat daerah. Secara struktural, DPR mendorong pemerintah
                                                   untuk menempatkan lembaga pemilihan umum itu di berada langsung
                                                   di bawah pimpinan Perdana Menteri. Selain itu, lembaga tersebut
                                                   berpusat di Jakarta dengan kantor- kantor cabang dan rantingnya
                                                   berada di setiap ibu kota provinsi, kabupaten dan kotapradja.
                                                   Lembaga-lembaga itu selanjutnya menggantikan kedudukan dan
                                                   kewajiban kantor pemilihan pusat maupun yang ada di daerah-daerah
                                                   terutama di Jawa dan Sumatra, pemilihan umum itu diselenggarakan
                                                   oleh dua kementerian, yaitu Kementerian Kehakiman bagi pemilihan
                                                   konsituante atau parlemen, dan Kementerian Dalam Negeri bagi
                                                   pemilihan dewan-dewan di daerah. Apabila keadaan tersebut terus
                                                   berlanjut, prosedur pemilihan umum yang baku belum dapat terwujud.
                                                   Hal yang sangat memungkinkan untuk terjadi adalah cara-cara dan
                                                   aturan-aturan pemilihan umum tidak memiloki standar yang sama
                                                   di setiap daerah. Kemudian adanya ketimpangan jumlah anggaran
                                                   yang dikeluarkan oleh setiap lembaga yang mengakibatkan adanya
                                                   peluang korupsi dan pemborosan yang sulit untuk dikontrol. Hal
                                                   tesebut diperparah yang kondisi daerah-daerah di Indonesia yang tidak
                                                   memiliki tingkat pengetahuan yang seragam terkait pemilihan umum.
                                                   Terdapat perkiraan bahwa akan ada sejumlah besar masyarakat yang
                                                   tidak mampu memahami prosedur pemilihan umum yang ditetapkan
                                                   oleh pemerintah.
                                                         Di dalam hal ini, DPR sangat mendorong pemerintah Kabinet
                                                   Wilopo untuk membenahi aturan terkait pemilihan umum. DPR
                                                   mengharapkan adanya keterangan pemerintah untuk bersedia
                                                   membentuk lembaga pemilihan umum secepatnya terlepas dari
                                                   penetapan undang-undang pemilihan umum itu sendiri. Hal ini terkait
                                                   dengan persoalan lainnya yang mendapat perhatian khusus di kalangan
                Di dalam hal ini, DPR              masyarakat.
                  sangat mendorong                       Persoalan pembentukan daerah-daerah otonom yang besar dan
                 pemerintah Kabinet                kecil adalah permasalahan yang mendapat perhatian besar pada masa

                          Wilopo untuk             itu. Pembentukan daerah-daerah tersebut dijalankan bersama-sama
                                                   dengan pembentukan dewan-dewan di daerah tersebut. Pembentukan
                  membenahi aturan                 tersebut menggantikan pemerintahan perseorangan (eenhoofdig
                      terkait pemilihan            bestuur) di seluruh wilayah di Indonesia. Hal tersebut dianggap
                                  umum.            sebagai permasalahan yang mendesak dan harus dilaksanakan secepat
                                                   mungkin disertai dengan penyerahan sumber-sumber keuanga untuk
                                                   keperluan belanja rumah tangga daerah.





                                       dpr.go.id   176





         02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd   176                                                                  11/19/19   10:48 AM
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182