Page 181 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 181

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                               palau Kalimantan, untuk memperoleh kesempatan
                                                               turut serta mengatur dan mengurus rumah tangga
                                                               daerahnja  masing-masing,  tidak  boleh  dan  tidak
                                                               mungkin diabaikan sadja.”  184


                                                         Meskipun demikian, terdapat beberapa persyaratan tertentu
                                                   yang perlu disesuaikan dengan kondisi daerah. Selama desa, marga,
                                                   kuria, negari, kampung dan sebagainya belum dapat dianggap
                                                   memenuhi syarat-syarat untuk dijadikan daerah otonom yang
                                                   terendah, DPR beranggapan bahwa kecamatan-kecamatan yang pada
                                                   saat itu masih merupakan wilayah pemerintahan. Hal ini disesuaikan
                                                   dengan keperluan sesudah lingkungannya dilihat dan ditetapkan –
                                                   serta dibentuk menjadi daerah otonom tingkatan yang paling rendah,
                                                   dengan kemungkinan kecamatan otonom itu kelak kemudian hari
                                                   masih mungkin dipecah-pecah menjadi beberapa daerah-daerah
                                                   otonom yang lebih kecil.
                                                         Perhatian pemerintah terhadap pembentukan daerah-daerah
                                                   otonom yang berada di tingkatan kecamatan adalah salah satu tuntutan
                                                   DPR di masa pemerintahan Kabinet Wilopo. Bagi para anggota DPR,
                                                   pembentukan daerah-daerah otonom besar dan kecil berdasarkan
                                                   Ayat 1 Pasal 131 Undang-Undang Dasar, bukanlah merupakan tindakan
                                                   terakhir, teteapi hanya langkah pertama ke arah desentralisasi
                                                   dan demokratisasi pemerintahan daerah. Penyerahan kekuasaan-
                                                   kekuasaan dan berbagai kewajiban menurut Ayat 2 Pasal 131, penetapan
                                                   otonomi daerah adalah hal prioritas yang harus segera dilaksanakan.
                                                   Berbagai hal yang bersifat lokal atau yang menurut pemerintah dapat
                               Perhatian           diatur dan diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, harus dapat
                pemerintah terhadap                segera dilaksanakan. Hal ini harus dilakukan tanpa adanya kesulitan

              pembentukan daerah-                  maupun hal-hal yang memperlambat proses tersebut. Wewenang
                                                   kepada pemerintah di daerah harus menjadi otoritas yang tidak boleh
                       daerah otonom               dimiliki oleh berbagai instansi di pemerintahan pusat.

                        yang berada di                   Di dalam rapat-rapat DPR, sentralisasi dan vertikalisasi dianggap
                tingkatan kecamatan                memberikan dampak yang buruk terhadap banyak pihak. Berikut
                                                   adalah kutipan dari rapat pleno DPR:
                     adalah salah satu
               tuntutan DPR di masa                              “Kita  telah  mengalami  dua  tahun  ini  akibat-

              pemerintahan Kabinet                             akibat  buruk  dari  sistim  vertikalisasi  dan
                                  Wilopo.                      sentralisasi  jang  mengikatkan  atau  memusatkan
                                                               segala  matjam  soal  dan  urusan,  djuga  jang  ketjil

                                                   184  Risalah Rapat Pleno Dewan Perwakilan Rakyat Sementara 1952, h. 1964-8.




                                       dpr.go.id   180





         02 B BUKU 100 DPR BAB 4 CETAK.indd   180                                                                  11/19/19   10:48 AM
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186