Page 243 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 243

PARLEMEN B AR U-HAR APAN B AR U
                                                                                PARLEMEN INDONE SIA  1955 - 1957



                                                   Dewan Mr. Subagio Reksodipuro mengkritik kebijakan pemerintah
                                                   BH di sektor ekonomi.  Menurutnya pemerintah tidak menunjukkan
                                                   ketegasannya dalam menghidupkan industri nasional yang sangat
                                                   muda umurnya.  Menurutnya, kaum industri nasional sangat terpukul
                                                   dengan kebijakan pemerintah.  Ia menyarankan agar Pemerintah
                                                   memberikan devisa yang khusus untuk keperluan industri dalam negeri
                                                   dan nasional, pembatasan terhadap barang-barang yang sama dengan
                                                   apa yang diproduksi di dalam negeri.
                                                                                     262
                                                         Mengenai masalah kebijakan luar negeri parlemen justru melihat
                                                   kesalahan kabinet BH menempatkan Anak Agung Gede Agung sebagai
                                                   menteri luar negeri. Parlemen menyoroti politik kepegawaian di
                                                   Kemlu yang dianggap mengalami kemunduran dengan menempatkan
                                                   orang-orang ‘federalis’ dalam posisi-posisi penting.  Sementara itu
                                                   B.M. Diah  menyatakan bahwa kebijakan luar negeri terkait Irian
                                                             263
                                                   Barat pemerintahan Burhanuddin Harahap dinilai ragu-ragu sehingga
                                                   menyulitkan hubungan Indonesia dengan negara-negara Asia dan
                                                   Afrika. 264
                                                         Sementara itu parlemen juga menyoroti kebijakan yang tidak
                                                   sinkron antar kementerian dalam kabinet BH.  Selain kebijakan-
                                                                                                265
                                                   kebijakan yang tidak sinkron diantara para menteri yang menjadi
                  Mengenai masalah                 sasaran empuk bagi kalangan oposisi, pemerintahan BH ternyata

                         kebijakan luar            juga bermasalah dengan partai-partai pendukungnya yang tergabung
                     negeri parlemen               dengan koalisi.  Sebagai contoh, Partai PRN (Partai Rakyat Nasional)

                        justru melihat             tidak mengakui keberadaan kadernya, F. Laoh yang menjabat sebagai
              kesalahan kabinet BH                 Menteri Perhubungan dan Mr. Gunawan (Menteri Agraria) sebagai
                                                   kader yang mewakili PRN dan meminta pemerintah agar menarik
                menempatkan Anak                   putusan pengangkatan kader kader PRN tersebut dari pemerintah.
                                                                                                                 266
                Agung Gede Agung                   Sementara itu sebagai contoh ketidaksinkronan kebijakan antar

                     sebagai menteri               menteri dalam kabinet BH dilihat dari perbedaan pendapat antara
                            luar negeri.           Sutomo (Bung Tomo) sebagai Menteri Negara dan F.Laoh (Menteri
                                                   Perhubungan) mengenai masalah pelayaran niaga.  Sementara
                                                   itu di kalangan kementerian penerangan telah diadakan mutase
                                                   besar-besaran yang dilakukan oleh St. Makmur selaku Menteri
                                                   Penerangan ditentang oleh Djanu Ismadi (Wakil PM I).   Sementara
                                                                                                      267
                                                   itu Burhanuddin tidak bisa serta merta meresufle para menterinya,
                                                   hal mana ini dikhawatirkan akan menimbulkan reaksi di parlemen

                                                   262 Merdeka, 15 oktober 1955.
                                                   263 B.M. Diah menjadi anggota DPR menggantikan Ki Hadjar Dewantoro sejak 30 Juni 1954.
                                                   264 Merdeka, 15 okt 1955.
                                                   265 Merdeka, 15 okt 1955.
                                                   266  Merdeka, edisi 25 Oktober 1955.
                                                   267   Ibid.



                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   243
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 5 CETAK.indd   243                                                                  11/19/19   1:10 PM
   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248