Page 238 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 238
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
adalah usulan tentang Rancangan Anggaran Belanja Negara. Hasil
pembicaraan ditingkat Seksi terkait anggaran, kemudian diserahkan
kepada Panitia Permusyawaratan. 256
5.3.3 Pemilu Konstituante Desember 1955
Setelah terbentuknya DPR hasil pemilu, pada tahun berikutnya
rakyat Indonesia memilih untuk anggota Konstituante yang ditujukan
untuk membuat Undang-Undang Dasar (Konstitusi) yang diharapkan
bahwa Undang-Undang itu merupakan hasil dari sebuah lembaga yang
dipilih langsung oleh rakyat. Pada tanggal 15 Desember 1955 diadakan
pemilihan umum untuk memilih anggota Konstituante. Untuk satu
kursi anggota Konstituante diperlukan suara sebanyak 150.000 atau
setengah dari anggota DPR. Dari Total jumlah kursi yang ditetapkan
sebanyak 520 oleh PPI, hanya 514 kursi yang mengisi keanggotaan
konstituante. Dari partai-partai yang dominan sebagaimana hasil
pemilu 1955, komposisi kekuatan partai-partai di Konstituante adalah
sebagai berikut: PNI mendapat 119 kursi, Masyumi (112 kursi), Nahdatul
Ulama (91 Kursi) dan PKI (60 kursi). Wilopo (dari PNI) tokoh politik
yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri (19 Maret 1952 – 2 Juni
1953), terpilih sebagai Ketua Konstituante.
Dalam perjalanannya karena keanggotaan yang heterogen
dimana seringkali terjebak dalam kepentingan parsial, tugas utama
Dalam perjalanannya Dewan Konstituante untuk menghasilkan undang-undang dasar tidak
karena keanggotaan sebagaimana yang diharapkan.
Sebagai contoh dalam Sidang I masa Persidangan tahun 1958
yang heterogen
anggota yang hadir kurang dari 2/3 sebagaimana yang dipersyaratkan
dimana seringkali dalam UUDS 1950. Namun demikian Mr. Wilopo, sebagai ketua
terjebak dalam Sidang tetap melanjutkan sidang, dengan alasan bahwa ini adalah
kepentingan parsial, pembukaan dan bukan sidang majelis. Wilopo menilai kehadiran
304 dari 502 anggota Konstituante itu sudah merupakan prestasi
tugas utama Dewan
mengingat berbagai kendala yang dihadapi oleh para anggotanya.
Konstituante untuk Wilopo menyebut masalah transportasi, penerbangan dengan Garuda
menghasilkan Indonesia Airways (GIA) dan tidak normalnya ‘perhubungan lalu lintas’
undang-undang dasar sebagai salah satu penyebab absennya anggota Dewan pembuat
Konstitusi ini. Selain itu Wilopo juga menyatakan bahwa banyak
tidak sebagaimana
anggota Konstituante yang bekerja di eksekutif (pemerintah) dan
yang diharapkan. perjuangan Irian Barat. Ketua Konstituante itu juga menyalahkan
257
256 Ibid. 165-166.
257 “Sidang Konstituante 1958: Dibuka tanpa mentjapai Quorum” dalam harian Merdeka, 14 Januari
1958.
dpr.go.id 238
02 B BUKU 100 DPR BAB 5 CETAK.indd 238 11/19/19 1:10 PM