Page 255 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 255

PARLEMEN B AR U-HAR APAN B AR U
                                                                                PARLEMEN INDONE SIA  1955 - 1957



                                                   teknis, pendidikan rohani dan jasmani militer Angkatan Perang
                                                   Republik Indonesia (APRI).


                                                   5.5.2.  Pembahasan UU Pembatalan KMB
                                                         Sebagai salah satu program Kabinet Ali Sastroamidjojo, UU
                                                   tentang Pembatalan Perjanjian KMB merupakan produk DPR hasil
                                                   pemilu 1955 yang lahir tak lama setelah terbentuknya DPR pilihan
                                                   rakyat dan disahkannya pemerintahan baru Kabinet Ali Sastroamidjojo
                                                   II.  Program ini merupakan ‘warisan’ dari pemerintahan sebelumnya
                                                   yakni Pemerintahan Burhanuddin Harahap.  DPRS dalam sidangnya
                                                   tanggal 28 Februari 1956 menerima usul  rancangan Undang-
                                                   Undang (RUU) tentang pembatalan Uni Indonesia – Belanda, statut
                                                   Uni dan perjanjian-penjanjian lainnya secara unilateral.  RUU ini
                                                   sebetulnya diusulkan oleh Pemerintah Burhanuddin Harahap yang
                         Selain karena             harus mengakhiri jabatannya pada tanggal 3 Maret 1956 menyusul
                                                   terbentuknya parlemen baru sebagai hasil pemilu 1955.
                      masalah transisi
                                                         Selain karena masalah transisi pemerintahan, RUU itu tidak
                 pemerintahan, RUU                 diundangkan karena Presiden Sukarno keberatan sebagaimana

                                                                                          286
              itu tidak diundangkan                dalam suratnya tertanggal 27 Maret 1956.   Keberatan Presiden ini
                      karena Presiden              disampaikan Pemerintahan kepada Parlemen pada hari yang sama.
                                                   Namun melihat perkembangan situasi dimana masyarakat diyakini akan
                  Sukarno keberatan                mendukung rencana pembatalan perjanjian dengan Belanda tersebut,
                sebagaimana dalam                  maka pada bulan April pemerintah Ali Satroamidjojo mengajukan RUU

             suratnya tertanggal 27                yang baru tentang masalah tersebut kepada Parlemen.  RUU yang berisi
                                                   tentang pembatalan secara sepihak hubungan Indonesia – Belanda
                           Maret 1956.
                                                   berdasarkan KMB diajukan ke DPR dan pemerintah berharap agar RUU
                                                   ini mendapatkan prioritas dari parlemen.
                                                         Dalam pembahasannya dengan DPR usulan RUU pemerintah
                                                   ini mendapat tanggapan dari kalangan DPR.  Beberapa anggota
                                                   DPR seperti M.H. Lukman, Mr. Suprapto, Ibnu Parna, dan Mr. Muh
                                                   Yamin menginginkan konfirmasi Pemerintah, apakah dengan RUU
                                                   pembatalan KMB ini yang akan dibatalkan adalah seluruh perjanjian,
                                                   termasuk piagam penyerahan kedaulatan.  Pemerintah menegaskan
                                                   bahwa itu termasuk penyerahan kedaulatan. 287
                                                         Sementara itu Anggota parlemen Mr. Mohammad Yamin dan
                                                   Pandu Kartawiguna pernah mengusulkan supaya ditambah pasal 5 yang
                                                   isinyamenyatakan bahwa hubungan Indonesia – Belanda ditangguhkan
                                                   hingga masalah Irian Barat selesai, tapi usul ini ditolak.

                                                   286 Departemen Penerangan. 1956. Keterangan dan Djawaban Pemerintah tentang Program Kabinet
                                                      Ali Sastroamidjojo (Kedua) hlm.9-10.
                                                   287  Perjanjian KMB didaftarkan di Sekretariat PBB pada tanggal 14 Agustus 1950 No. 894.




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   255
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 5 CETAK.indd   255                                                                  11/19/19   1:10 PM
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260