Page 322 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 322

PARLEMEN D AN UPAYA
                                                                                         MENGGAPAI K ONS TITUSI
                                                                                                  B AR U,1957 - 1960


                                                   muncul salah satunya disebabkan oleh pemeberitaan-pemberitaan
                                                   yang bersifat propaganda dari media-media yang berafilisasi pada
                                                   ideologi tertentu. Namun, melalui keterangan resmi Mayor Harsono
                                                   selaku Koordinator Penerangan Peperpu Pusat, atas nama KSAD
                                                   ia menyampaikan bahwa tidak ada keinginan dari Angkatan Darat
                                                   untuk berkuasa. Keluarnya peraturan larangan kegiatan politik dari
                                                   KSAD adalah upaya menyelamatkan nusa dan bangsa dalam rangka
                                                   pelaksanaan undang-undang keadaan bahaya serta yang menurutnya
                                                   harus diluruskan adalah keputusan tentangperaturan tersebut diambil
                                                   setelah melalui perundingan dengan berbagai pihak, jadi peraturan
                                                   tersebut bukan dibuat lalu dikeluarkan oleh Angkatan Darat sendiri.
                                                   Sebagai himbauan, dalam kondisi rawan media pun diinta oleh
                                                   Koordinator Penerangan Peperpu Pusat untuk tidak memberitakan
                                                   hal-hal yang bersifat propaganda ideologis. 403  Peperpu 3 Juni 1959
                                                   sendiri baru akan dicabut jika Presiden sudah pulang ke tanah air. 404
                                                         Selanjutnya, seperti yang telah disepakati anggota, Konstituante
                                                   memanfaatkan masa reses untuk melaksanakan agenda tukar pikiran
                                                   dengan pemerintah. Pada 27 Juni 1959 dilaksanakan agenda tukar
                                                   pikiran tersebut tetapi pelaksanaannya tidak berjalan sebagaimana
                                                   diharapkan karena tidak menghasilkan suatuhal yang konkrit sebagai
                                                   upaya menyelesaikan krisis pemerintahan. Pada keterangannya setelah
                 Selanjutnya, seperti              pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jamitu, Mr. Wilopo sebagai
               yang telah disepakati               perwakilan dari pemerintah menjelaskan bahwa pertemuan antara

              anggota, Konstituante                pemerintah dan Konstituante bukanlah yang terakhir. Pada pertemuan
                                                   tersebut kedua pihak saling menyampaikan bahan-bahannya untuk
                       memanfaatkan                kemudian dibahas. 405  Namun, memang tukar pikiran kedua pihak

                    masa reses untuk               tidak maksimal terjadi sebab Presiden Sukarno sebagai perwakilan
             melaksanakan agenda                   pemerintah yang menyampaikan anjuran kembali ke Undang-undang

                tukar pikiran dengan               Dasar 1945 tidak dapat hadir. Sukarno saat itu sedang melakukan
                                                   kunjungan ke berbagai negara. Sehingga langkah-langkah konkrit baru
                           pemerintah.             bisa dilakukan sepulang presiden dari kunjungan luar negeri.

                                                         Sebagaimana diketahui, sehari setelah menyampaikan anjuran
                                                   kembali ke Undang-undang Dasar 1945 di hadapan Konstituante
                                                   pada 22 April 1959, Presiden Sukarno beranjak melakukan perjalanan
                                                   kenegaraan yang panjang. Negara-negara yang dikunjunginya adalah
                                                   Turki, Polandia,  Hongaria, Rusia, Skandinavia, Brazil,  Argentina,




                                                   403  Suluh Indonesia, 4 Juni 1959.
                                                   404  Suluh Indonesia, 8 Juni 1959
                                                   405  Suluh Indonesia, 29 Juni 1959.



                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   323
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd   323                                                                  11/19/19   9:22 AM
   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326   327