Page 326 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 326

PARLEMEN D AN UPAYA
                                                                                         MENGGAPAI K ONS TITUSI
                                                                                                  B AR U,1957 - 1960


                                                         Sementara itu, mengiringi dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli
                                                   1959, Letjen A.H. Nasution sebagai KSAD pun mengeluarkan perintah
                                                   harian. Perintah tersebut ditujukan kepada seluruh Prajurit, Tamtama,
                                                   Bintara, dan Perwira serta seluruh pegawai TNI. Isinya adalah anjuran
                                                   untuk ikut serta memikul keselamatan bangsa dan negara di saat-saat
                                                   penting dalamrangka mewujudkan kehidupan dengan dasar hukum
                                                   dan sendi resmi negara, yakni Undang-undang Dasar 1945. Untuk
                                                   kepentingan negara, berkaitan dengan menjaga stabilitas keamanan
                                                   dan ketertiban, KSAD melalui Koordinator Penerangan Peperpu
                                                   menegaskan pula bahwa setelah dekrit keluar, Undang-undang
                                                   Keadaan Behaya tetap berlaku dan larangan kegiatan politikpun tetap
                                                   berlaku. 409
                                                         Setelah Dekrit 5 Juli 1959, sebagaimana tertulis dengan jelas
                                                   dalam isinya, lembaga Konstituante dibubarkan dan dengan segera
                                                   dibentuk  MPRS.  Selain  itu,  DPR  sebagai  lembaga  legislatif  hasil
                                                   Pemilihan Umum 1955 yang dibentuk berdasarkan Undang-undang
                                                   Dasar Sementara pun terpengaruh setelah lahirnya dekrit tersebut.
                                                   DPR hasl Pemilihan Umum 1955 diminta presiden untuk tetap bekerja
                                                   namun menyesuaikan dengan pelaksanaan Undang-undang Dasar
                                                   1945. Maka, melalui Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1959 tertanggal
                                                   22 Juli 1959 tentang Dewan Perwakilan Rakyat, DPR tetap bekerja
                                                   sebagai lembaga legislatif untuk mendukung jalannya dekrit.
                Setelah Dekrit 5 Juli                    Melalui penetapan presiden diatur pula pembentukan Majelis

                 1959, sebagaimana                 Permusyawaratan Rakyat Sementara, Dewan Pertimbangan Agung
                       tertulis dengan             Sementara, dan penyesuaian Dewan Perancangan Nasional. Penetapan-

                   jelas dalam isinya,             penetapan presiden, yakni nomor 1 hingga 4, dibuat sesuai hasil dari
                                                   rapat Kabinet Kerja pada 22 Juli 1959 dan langsung diundangkan pada
              lembaga Konstituante                 hari yang sama. Penetapan presiden tersebut dikeluarkan dalam

                      dibubarkan dan               rangka melaksanakan dekrit agar segera dilaksanakan perubahan,
                       dengan segera               pembubaran, pembentukan hingga penunjukan pimpinan dalam tubuh
                                                   lembaga-lembaga negara pendukung pemerintah.
                      dibentuk MPRS.                     Penetapan presiden sendiri merupakan salah satu dari
                                                   peraturan-peraturan baru yang dinyatakan presiden dapat digunakan
                                                   untuk mendukung pelaksanaan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Penetapan
                                                   presiden menjadi wujud tindakan presiden secara yuridis. Kekuasaan
                                                   yang luar biasa untuk bertindak dapat terlaksana karena pemerintah
                                                   merasa kondisi bangsa harus segera diselamatkan dan hal tersebut
                                                   telah secara aklamasi diterima oleh DPR pada Sidang Pleno khusus 22
                                                   Juli 1959. Maka, berdasarkan surat dari Presiden Sukarno terhadap DPR,

                                                   409  Perdamaian, 25 Juli 1959; Perdamaian, 10 Juli 1959.




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   327
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd   327                                                                  11/19/19   9:22 AM
   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330   331