Page 328 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 328

PARLEMEN D AN UPAYA
                                                                                         MENGGAPAI K ONS TITUSI
                                                                                                  B AR U,1957 - 1960


                                                   memiliki peranan strategis sebagai lembaga yang membahas berbagai
                                                   macam isu dan memberikan masukan bagi eksekutif berupa kebijakan
                                                   yang akan diambil.
                                                         Selain DPAS, dibentuk pula Dewan Perancangan Nasional melalui
                                                   Penetapan Presiden Nomor 4 Tahun 1959 Tentang Menyesuaikan
                                                   Undang-undang Nomor 80 Tahun 1958 Tentang Dewan Perancangan
                                                   Nasional. Dewan ini memiliki tugas untuk menilai perancangan seluruh
                                                   bidang pembangunan. Ketua dari Dewan Perancangan Nasional adalah
                                                   meneteri ex officio yang dapat hadir pada rapat Dewan Menteri. Ketua,
                                                   wakil dan anggota Dewan Perancangan Nasional, seperti halnya
                                                   lembaga lain, ditetapkan oleh presiden atas usul Dewan Menteri atau
                                                   Daerah Swatantra Tingkat I. 412
                                                         Jika dilihat komposisi perwakilan anggota partai yang duduk dari
                                                   dua lembaga, yakni Dewan Pertimbangan Agung dan Dewan Perancang
                                                   Nasional, PSI dan Masyumi tidak memiliki wakilnya. Sementara itu,
                                                   PKI, PNI dan NU serta partai-partai lainnya memiliki wakil di keduda
                                                   lembaga tersebut.  413  Komposisi ini memperlihatkan bahwa presiden
                                                   mengutamakan keterwakilan dari partai-partai yang mendukungnya,
               Jika dilihat komposisi
                                                   terutama mendukung gagasan kembali ke Undang-undang Dasar
                perwakilan anggota                 1945. Partai-partai oposisi tidak mendapatkan tempat dalam lembaga-

                   partai yang duduk               lembaga penting di jajaran pemerintah.

                   dari dua lembaga,                     Dikeluarkannya penetapan-penetapan presiden untuk
                                                   membentuk lembaga-lembaga negara sementara dan pembuatan
                         yakni Dewan               peraturan turunannya sudah memperlihatkan dengan jelas bahwa
                        Pertimbangan               inisiatif pembuatan undang-undangan dikuasai oleh presiden

                  Agung dan Dewan                  sebagai eksekutif. Dengan demikian, eksekutif pasca dekrit
                                                   mengatasnamankan kondisi genting dan menghindari kembali
                Perancang Nasional,
                                                   terjadinya krisis pemerintahan sebagai pembenaran dominasi
                    PSI dan Masyumi                inisiatif-insiatif kebijakan dan pembuatan perundang-undangan. Hal
                        tidak memiliki             ini mencerminkan berubahnya pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

                               wakilnya                  Meski gagasannya sudah lama terdengar, berlakunya Dekrit
                                                   Presiden 5 Juli 1959 mempertegas dimulainya masa Demokrasi
                                                   Terpimpin. Peralihan dari Demokrasi Parlementer menuju Demokrasi
                                                   Terpimpin juga merupakan satu upaya dari Presiden Sukarno untuk
                                                   membuat kedudukannya sebagai presiden lebih kokoh, sehingga
                                                   ia memiliki kuasa untuk menjalankan program-programnya. Maka
                                                   pelaksanaan demokrasi terpimpin adalah peralihan dari sistem


                                                   412  Indonesia, Penetapan Presiden tentang Menyesuaikan Undang-undang Nomor 80 Tahun 1958
                                                      Tentang Dewan Perancangan Nasional, Penpres Nomor 4 Tahun 1959, LN Tahun 1959 Nomor
                                                      79, TLN Nomor 1818.
                                                   413  M.C. Ricklefs, op.cit., hlm. 553.




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   329
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd   329                                                                  11/19/19   9:22 AM
   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332   333