Page 339 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 339

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   dengan suara bulat dengan mempertimbangkan usul Ketua atau
                                                   lima orang anggota untuk melakukan perundingan di dalam Panitia
                                                   Musyawarah. Apabila kesepakatan tidak tercapai maka atas usul
                                                   sepuluh orang, keputusan dapat diambil dengan jalan pemungutan
                                                   suara untuk memperoleh jumlah suaraterbanyak mutlak. 429
                                                         Pada perkembangannya, fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan
                                                   fungsi pengawasan dari Dewan Perwakilan Rakyat terhadap presiden,
                                                   kabinet, dan lembaga-lembaga eksekutif belum berjalan sesuai
                                                   Undang-undang Dasar 1945. Hubungan eksekutif dan legislatif pada
                                                   masa awal Demokrasi Terpimpin ternyata mengalami pertentangan
                                                   dalam hal dukungan penuh pelaksanaan dekrit dan pertentangan
                                                   dalam memaknai mandat.





                                                   6.7   Pertentangan DPR dengan Kabinet
                                                   Kerja Hingga Pembubaran DPR

                                                         Setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden, pada 6 Juli 1959 Perdana
                                                   Menteri Djuanda dan Kabinet Karya yang dibentuk berdasarkan
                                                   Undang-undang Dasar Sementara mengembalikan mandatnya. Dengan
                                                   demikian dibentuk kabinet baru dengan sitem presidensial, yakni
                                                   Kabinet Kerja. Kabinet tersebut disahkan pada 9 Juli 1959 berdasarkan
                                     Pada          Surat Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1959. Pada Kabinet Kerja
                  perkembangannya,                 I, Presiden Sukarno bertindak sebagai perdana menteri. Kemudian

               fungsi legislasi, fungsi            untuk membantunya dalam menyelesaikan urusan pemerintahan
                                                   dalam Kabinet Kerja I, Presiden Sukarno mengangkat Ir. Djuanda
                anggaran, dan fungsi
                                                   sebagai menteri pertama. 430
                     pengawasan dari                     Kabinet Kerja memerintah sejak tahun 1959 sampai dengan 1964,
                   Dewan Perwakilan                yaitu Kabinet Kerja I, Kabinet Kerja II Kabinet Kerja III, dan Kabinet

                      Rakyat terhadap              Kerja IV. Adapun susunan Kabinet Kerja I, yaitu 431
                                                       1.    Pimpinan Kabinet
               presiden, kabinet, dan                      1.  Perdana Menteri

                   lembaga-lembaga                         2.  Menteri Pertama
                       eksekutif belum                     3.  Wakil Menteri Pertama
                                                       2.  Menteri-Menteri Kabinet inti:
                        berjalan sesuai                    1.  Keamanan dan Pertahanan
                      Undang-undang                        2.  Keuangan

                             Dasar 1945.
                                                   429  Ibid., hlm. 231-233.
                                                   430 Agus Salim, 2009, Tragedi Fajar, Bandung: Penerbit Nuansa, hlm. 29.
                                                   431  Departemen Penerangan, 1970, Susunan dan Program Kabinet Republik Indonesia Selama 25
                                                      Tahun 1945–1970, Djakarta: Pradnja Paramita, hlm. 23–25.




                                       dpr.go.id   340





         02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd   340                                                                  11/19/19   9:22 AM
   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344