Page 30 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 30

Dr. Fadli Zon, M.Sc





                 threshold relevan untuk memperkuat sistem presidensial. Padahal jelas-jelas
                 aturan tentang presidential threshold itu sangat bias sistem parlementer.
                      Di mana relevansinya? Itu kan kontradiktif. MK menjadi seolah ahli
                 politik.
                      Saya kira  hal  ini hanya menghasilkan  setback  dalam praktik
                 berdemokrasi kita. Sebab, jika kita tengok lagi ke belakang, alasan kita
                 melakukan amandemen UUD 1945 salah satunya adalah untuk memurnikan
                 sistem presidensial. Itu sebabnya, UUD hasil amandemen mendesain agar
                 pemilu legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres) dihelat secara
                 serentak.
                      Dalam tiga pemilu lalu, desain untuk memperkuat sistem presidensial
                 ini telah dicederai oleh undang-undang Pemilu lama yang selalu
                 menempatkan perhelatan Pilpres digelar sesudah hajatan Pileg. Akibatnya,
                 Pilpres jadi seperti politik dagang sapi. Apalagi, ada ketentuan tentang
                 ‘presidential threshold’ yang secara tidak langsung sebenarnya tengah
                 mencangkokkan sistem parlementer ke dalam sistem presidensial.

                      Untung kemudian ada Putusan MK Nomor 14/PUU-XI/2013, yang
                 dibacakan pada 21 Januari 2014. Pada waktu itu MK mengabulkan gugatan
                 Koalisi Masyarakat Sipil untuk Pemilu Serentak. Adanya putusan itu telah
                 mengoreksi praktik yang tak sesuai dengan desain konstitusi tersebut.
                      Sayangnya, dengan keputusan terbaru yang dibuat MK kemarin,
                 yang menolak uji materi terhadap Pasal 222 UU No. 7/2017, secara ironis
                 langkah maju itu kini akan mundur kembali. Demokrasi yang seharusnya
                 bisa membuka ruang bagi setiap orang yang ingin maju dalam Pilpres, dan
                 memberi kebebasan partai politik untuk mengajukan calon terbaik versinya
                 masing-masing, kini kembali ditutup.
                      Saya setuju dengan dua hakim yang mengajukan dissenting opinion
                 kemarin. Putusan MK itu bisa membuka peluang terjadinya penguatan
                 pemerintahan otoriter. Sebab, dengan menjadikan presidential threshold
                 sebagai argumen bagi penguatan sistem presidensial, kita sebenarnya
                 sedang membuat tafsir bahwa sistem presidensial yang benar adalah jika
                 presiden dan parlemen dikuasai oleh partai atau kelompok yang sama. Tafsir
                 semacam ini berbahaya bagi demokrasi dan tata pemerintahan.





                16    KATA FADLI
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35