Page 35 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 35

POLITIK
                                                                       & DEMOKRASI  BAB I
                                                                            KITA



                                                (8)


                            LEMBAGA SURVEI JANGAN JADI
                              TIM KAMPANYE TERSELUBUNG





                             REDIBILITAS lembaga survei kembali dipertanyakan. Dalam
                             Pilkada Jawa Barat dan Jawa Tengah, terdapat selisih yang
                             jauh antara angka hasil survei yang dirilis sebelum Pilkada
                             dengan hasil hitung cepat (quick count) dan real count pada
                 Khari pelaksanaan. Hal ini memunculkan kritik dari masyarakat.
                 Menurut saya, untuk melindungi kepentingan publik, keterlibatan lembaga
                 survei dalam Pilkada dan Pemilu memang perlu diatur kembali. Lembaga
                 survei tidak boleh mendapatkan keuntungan finansial dari partai politik
                 atau kandidat tertentu tanpa mendeklarasikan siapa pihak atau kandidat
                 yang membiayai mereka.
                      Sudah menjadi rahasia umum kalau lembaga survei sering
                 merangkap menjadi konsultan politik dari kandidat yang berlaga, baik
                 dalam Pilkada, Pemilu, maupun Pilpres. Padahal, publikasi lembaga survei
                 bisa mempengaruhi preferensi masyarakat. Menurut saya soal-soal
                 semacam ini tak bisa diserahkan pada kode etik semata. Di sisi lain, jika kita
                 pelajari, aturan yang ada saat ini masih belum memadai dalam melindungi
                 kepentingan publik dari kemungkinan terjadinya manipulasi terselubung
                 oleh lembaga-lembaga tersebut.

                      Coba lihat kasus Pilkada Jawa Barat, misalnya. Sebelum Pilkada,
                 hampir semua lembaga survei selalu menempatkan elektabilitas pasangan
                 Sudrajat-Syaikhu yang diusung Partai Gerindra di urutan ketiga, dengan
                 angka hampir seragam di bawah 10 persen. Tapi, seperti bisa sama-sama
                 kita lihat dari hasil hitung cepat dan perhitungan sementara KPU, pasangan
                 Sudrajat-Syaikhu terbukti bisa meraih suara di atas 28 persen. Meleset
                 ratusan persen.
                      Begitu juga Pilkada Jawa Tengah. Pasangan Sudirman Said-Ida
                 Fauziyah selalu diberi angka di bawah 20 persen bahkan di bawah 15 persen.



                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  21
                                                                         DARI SENAYAN
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40