Page 38 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 38

Dr. Fadli Zon, M.Sc





                                                (9)

                           POLEMIK MASA JABATAN WAPRES
                            CEDERAI SEMANGAT REFORMASI




                                UNCULNYA polemik terkait masa jabatan wakil presiden
                                menurut saya seharusnya tidak perlu terjadi. Baik
                                rumusan konstitusi, UU Pemilu, hingga yurisprudensi
                                Putusan Mahkamah Konstitusi, semuanya telah memberi
                 Mpenegasan yang jelas terkait pengertian masa jabatan dari
                 pejabat negara, mulai dari level kepala daerah hingga presiden.
                      Salah satu esensi demokrasi adalah pembatasan dan kontrol terhadap
                 kekuasaan. Salah satunya melalui pembatasan periode jabatan. Sehingga,
                 perdebatan soal apakah jabatan itu dijabat dua kali berturut-turut atau
                 dengan jeda jadi tak lagi relevan. Karena hukum tidak memperkenankan
                 pejabat yang sudah dua kali memegang jabatan untuk menjabat kembali
                 yang ketiga kalinya. Itu prinsipnya.
                      Secara teoritis, cara untuk menafsirkan hukum itu kan ada dua, yaitu
                 tafsir gramatikal dan tafsir historis. Tafsir gramatikal artinya penafsiran
                 seturut kata dan kalimat. Sementara, tafsir historis dilakukan dengan
                 melihat bagaimana jalannya perdebatan saat lahirnya norma tersebut.
                 Secara gramatikal, MK sudah pernah membuat putusan terkait periode
                 jabatan, yang berlaku baik untuk kepala daerah maupun presiden dan wakil
                 presiden. Jadi, sudah ada yurisprudensinya.
                      Sedangkan secara historis, dalam perdebatan yang terjadi di MPR
                 selama proses amandemen UUD 1945, sudah ditegaskan, baik berturut-
                 turut maupun tidak berturut-turut, jika sudah dua kali menjabat maka tidak
                 bisa dipilih kembali untuk jabatan yang sama. Artinya, presiden dan wakil
                 presiden hanya dapat dipilih kembali untuk jabatan yang sama untuk satu
                 kali masa jabatan, alias maksimal dua periode jabatan. Tidak ada tafsir lain.
                      Dengan demikian menjadi jelas, baik menurut konstitusi, maupun
                 undang-undang yang berlaku, masa jabatan itu maksimal hanya dua kali.
                 Silakan baca kembali Pasal 7 UUD 1945, Pasal 169 huruf (n) dan Pasal 227




                24    KATA FADLI
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43