Page 40 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 40

Dr. Fadli Zon, M.Sc





                                               (10)

                                    PEMERINTAH GAGAL
                            AMANKAN DATA KEPENDUDUKAN




                              ITEMUKANNYA kasus jual beli blanko e-KTP di situs online
                              dan Pasar Pramuka, Jakarta, perlu mendapat perhatian
                              khusus. Menurut saya, kasus ini, bersama dengan kasus 31 juta
                              pemilih yang belum masuk dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap),
                 Dbisa membuat kredibilitas penyelenggaraan Pemilu 2019
                 menghadapi tantangan besar. Harus ada audit terhadap proses pembuatan
                 e-KTP dan ekspose terbuka dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)
                 atas kasus ini. Jika tidak, Kemendagri bisa dianggap gagal mengamankan
                 data kependudukan.
                      Apapun isu terkait e-KTP memang bisa menjadi bola panas Pemilu
                 2019. Sebab, berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, UU No. 7/2017
                 tentang Pemilihan Umum menetapkan bahwa e-KTP menjadi syarat sah
                 bagi pemilih. Syarat ini bagus jika administrasi kependudukan kita terjaga
                 ketat. Namun sebagaimana bisa kita lihat, administrasi Kemendagri cukup
                 buruk menangani hal ini.
                      Kasus jual beli blangko e-KTP ini bukan kasus pertama yang
                 menunjukkan buruknya standar kerja Kemendagri terkait proses perekaman
                 data, pendistribusian, dan kontroling pencetakan e-KTP. Pada Mei lalu,
                 misalnya, ada kasus temuan ribuan e-KTP tercecer di Bogor. Sebelumnya,
                 pada 18 Maret 2017, di tempat sampah bekas Kantor Dinas Kependudukan
                 dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, juga
                 pernah ditemukan kasus serupa.
                      Jadi, Kemendagri sepertinya tak punya prosedur ketat dan terkontrol
                 menjaga seluruh lini terkait proses pembuatan e-KTP ini. Padahal ini
                 potensial diselewengkan. Di bank saja, misalnya, jika ada ATM rusak langsung
                 digunting pihak bank karena rentan disalah-gunakan. Ini bagaimana bisa
                 blanko e-KTP keluar tanpa terdeteksi secara internal? Mengingat e-KTP
                 merupakan instrumen penting dalam penggunaan hak pilih, Kemendagri
                 seharusnya tak boleh bekerja amatiran. Apalagi raw material data pemilih
                 kan asalnya memang dari Kemendagri.




                26    KATA FADLI
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45