Page 368 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 368

Dr. Fadli Zon, M.Sc





                      Ini merupakan kunjungan kerja kedua Tim Pemantau ke Yogya.
                 Kunjungan pertama adalah pada 5-6 Juni 2015. Dari dua kali kunjungan ini,
                 serta FGD yang dilakukan DPR pada 26 Oktober 2015 tentang pertanahan
                 di DIY, Tim Pemantau menilai jika sejumlah persoalan yang muncul pasca-
                 berlakunya UU Keistimewaan berasal dari dua hal. Pertama, pemerintah
                 pusat belum melengkapi UU tersebut dengan berbagai peraturan
                 pelaksana, sehingga menimbulkan interpretasi beragam. Dan kedua, UU
                 Keistimewaan  masih butuh  sinkronisasi dengan  UU lainnya,  terutama
                 UUPA.
                      Proses sinkronisasi itu memang seharusnya terjadi di level undang-
                 undang. Artinya, harus digodok bersama lagi oleh pemerintah pusat dan
                 DPR berdasarkan masukan-masukan dari berbagai pihak, dan bukan
                 disinkronisasi di level Perda. Karena kalau sinkronisasi aturannya dilakukan
                 di level Perda, UU Keistimewaan berpotensi akan menjadi lex specialis dari
                 berbagai undang-undang.
                      Sesuai undang-undang, keistimewaan dan otonomi khusus
                 dimaksudkan untuk melakukan percepatan pembangunan bagi rakyat. Itu
                 sebabnya, jika ada yang malah menggelisahkan rakyat, harus kita evaluasi
                 dan awasi.


                                                Yogyakarta, 22 November 2016




























                384 KATA FADLI
   363   364   365   366   367   368   369   370   371   372   373