Page 439 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 439

Dr. Fadli Zon, M.Sc





                 administrasi sertifikasi. Semuanya kini hanya sibuk mengejar kenaikan
                 peringkat, tapi melupakan esensi pendidikan itu sendiri.
                      Coba bayangkan, dosen-dosen perguruan tinggi, misalnya. Mereka
                 kebanyakan memikirkan bagaimana caranya agar bisa menulis di jurnal
                 internasional yang terindeks Scopus. Apakah tulisannya itu memiliki
                 relevansi sosial atau tidak, memberikan inovasi atau tidak, punya manfaat
                 atau tidak, seringkali tidak dipikirkan. Itu semua terjadi karena tuntutan
                 perguruan tinggi tempat mereka bekerja. Dan perguruan tinggi kita
                 memberikan tuntutan itu karena mereka ingin masuk dalam daftar sekian
                 besar perguruan tinggi peringkat dunia.
                      Masuk  dalam  daftar  peringkat  perguruan  tinggi  terbaik  memang
                 bagus. Tapi seharusnya kenaikan peringkat itu tidak dicapai melalui cara
                 instan dan artifisial. Rencana pemerintah mendatangkan 200 orang dosen
                 asing dengan anggaran Rp300 miliar itu, misalnya, menurut saya adalah
                 cara artifisial untuk mendongkrak mutu pendidikan kita. Cara itu tidak
                 akan memperbaiki mutu dan iklim akademik. Itu tak ada bedanya dengan
                 mengatasi krisis pangan melalui impor. Untuk jangka pendek mungkin
                 menolong, tapi itu bukanlah jalan keluar.
                      Kita seharusnya bisa belajar dari dibubarkannya Sekolah Berstandar
                 Internasional (SBI) dan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)
                 oleh Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2013 silam. MK menilai pembentukan
                 SBI dan RSBI berpotensi mengikis rasa bangga dan karakter nasional,
                 karena kurikulum dan lain sebagainya asing semua. Hal ini dianggap
                 bertentangan dengan amanat konstitusi.

                      Membangun pendidikan yang bertaraf internasional tidak harus
                 mencantumkan label internasional. Dan meniru sistem pendidikan
                 luar negeri tidak memberikan jaminan bahwa kita akan berhasil dengan
                 cara yang sama. Apakah jika kita meniru model pendidikan Universitas
                 Cambrdige atau Oxford kita bisa menghasilkan perguruan tinggi sekelas
                 Cambrdige atau Oxford?! Kan tidak.  Pemerintah, kaum akademisi dan
                 guru, mestinya menyadari persoalan ini.
                      Inilah salah satu sebab kenapa meskipun kita sudah menganggarkan
                 20 persen APBN kita untuk pendidikan, namun kualitas pendidikan kita





                464 KATA FADLI
   434   435   436   437   438   439   440   441   442   443   444