Page 56 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 56

BELA UMMAT,   BAB III
                                                                      BELA KEADILAN




                                                (4)

                           HENTIKAN POLITIK BELAH BAMBU,
                          TUGAS POLRI ADALAH MENGAYOMI




                             AYA sangat menyayangkan isi pernyataan Kapolri dalam
                             sebuah acara di Pondok Pesantren An Nawawi Tanara di
                             Serang, Banten, medio Februari 2017 silam. Meskipun itu
                             adalah pernyataan lama, namun karena kini viral kembali di
                 Smedia sosial, menurut saya isi pernyataan itu sangat tidak
                 bijak. Apalagi, argumentasi Kapolri juga berangkat dari informasi sejarah
                 yang tidak akurat. Di tengah-tengah segregasi masyarakat akibat preferensi
                 politik dan kondisi ekonomi, Kapolri seharusnya bisa menempatkan dirinya
                 berada di tengah semua golongan, mengayomi seluruh anggota masyarakat.
                      Sesuai dengan amanat UUD 1945, yaitu Pasal 30 ayat 4, salah satu tugas
                 polisi memang adalah mengayomi masyarakat. Tugas ini kembali ditegaskan
                 dalam UU No. 2/2002 tentang Kepolisian, sebagaimana disebut dalam Pasal
                 2. Jadi, di tengah ketegangan dan segregasi sosial akibat menguatnya politik
                 identitas, tugas polisi seharusnya adalah berusaha merangkul semua pihak,
                 dan bukannya malah mempertajam perbedaan yang sudah ada di tengah
                 masyarakat.
                      Di luar soal bijak dan tidak bijak, hal yang paling saya sesalkan,
                 pernyataan Kapolri tahun lalu itu juga ternyata tak didasari oleh pengetahuan
                 sejarah yang akurat. Ini bisa sangat berbahaya.
                      Adalah sebuah fakta sejarah jika ummat Islam dan sejumlah organisasi
                 keislaman memiliki saham yang besar dalam pendirian Republik ini. Dan
                 yang turut membidani kelahiran Republik ini bukan hanya Muhammadiyah
                 atau NU, tapi ada banyak organisasi lainnya. Sebagian organisasi itu bahkan
                 masih eksis hingga saat ini. Sarekat Islam, misalnya, organisasi ini jauh lebih
                 tua dari Muhammadiyah dan NU. Dari rahim organisasi ini kemudian lahir
                 sebagian para pendiri negara kita. Dan organisasi ini masih eksis hingga
                 hari ini.
                      Atau, ada juga Jami’atul Kheir, yang embrionya telah dimulai sejak



                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  45
                                                                         DARI SENAYAN
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61