Page 87 - EKONOMI KERAKYATAN
P. 87
VI. SUASANA SISTEM POLITIK DAN EKONOMI
PADA MASA PEMERINTAHAN REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA
1945 - 1949
untuk meningkatkan keuntungan ekonomi, juga dilakukan dengan alasan
untuk mencegah negara-negara Eropa lainnya seperti Inggris mengambil
area nusantara yang belum dikuasai dan dijajah. Karena ekspansi
itu, timbul peperangan rakyat di daerah tertentu nusantara dengan
Belanda, salah satu yang terkenal adalah perang Aceh yang sempat
berlangsung sekitar 40 tahun dari tahun 1873 hingga 1913. Ekspansi juga
mengakibatkan timbul komunikasi dan integrasi antara rakyat di pulau
Jawa dengan rakyat di pulau lain di nusantara.
Timbul kebangkitan nasionalisme dan kesatuan rakyat nusantara
untuk kemerdekaan dari penjajahan. Pada awal tahun 1900an, Belanda
sebagai penjajah kemudian menerapkan politik dan kebijakan bayar
hutang budi terhadap pribumi nusantara. Tujuannya tidak saja untuk
meningkatkan pendapatan dan standar hidup rakyat pribumi. Tetapi,
politik balas budi ini juga dimaksudkan untuk sedikit melunakkan hati
rakyat. Hasilnya, dengan politik balas budi ini, rakyat memperoleh
pendidikan dan pengetahuan sehingga rakyat pribumi nusantara mulai
menyadari hal-hal berkaitan dengan kebebasan, kemerdekaan dan
demokrasi.
Dari segi perekonomian, hasil dari penerapan politik balas
budi tersebut tidak terlalu berpengaruh untuk meningkatkan standar
kehidupan rakyat nusantara. Namun, hasil yang sangat penting adalah
bangkitnya kesadaran dalam bentuk nasionalisme, kesadaran nasional
dan kesatuan di nusantara. Hasil ini disebabkan karena Belanda dalam
masa penjajahan ini bersedia mendorong tumbuhnya intelektual dan
elite rakyat serta kebebasan. Kebebasan terkait dengan menyampaikan
kritik, penolakan, keberatan terhadap penjajah dan pemerintah kolonial
Belanda.
Timbul pejuang kemerdekaan dan nusantara menjadi Indonesia
merdeka. Suasana di nusantara dengan adanya politik bayar hutang
Belanda tersebut di atas, memberi hasil lanjutan berupa tumbuhnya
elit rakyat di nusantara, baik dari sisi pengetahuan, rasa perjuangan,
keberanian, maupun kekayaan. Mereka menjadi terbuka dan berani
mengorganisir pergerakan terhadap penjajahan untuk kemerdekaan
nusantara menjadi Indonesia merdeka. Tidak hanya di Indonesia, bahkan
83
dpr .go.id