Page 88 - EKONOMI KERAKYATAN
P. 88
EK ON OMI I KERAKY A T AN
Dalam Diskusi Dua Generasi
para pemuda yang memperoleh kesempatan pendidikan di Negeri
Belanda juga membuat gerakan yang bertujuan melawan penjajahan.
Memang pada awalnya, Belanda sebagai penjajah mengizinkan timbulnya
gerakan dan organisasi poltik.
Timbulnya organisasi politik dimulai pada tahun 1908, mahasiswa
di Batavia nama Jakarta dulu di zaman penjajahan, mendirikan asosiasi
Budi Utomo. Pendirian organisasi ini merupakan saat monumental
bagi timbulnya nasionalisme dan persatuan rakyat di nusantara untuk
merdeka dan tradisi pergerakan politik oleh elit di nusantara.
Kemudian pada tahun 1911, bentuk dari kebangkitan nasionalisme
juga ditandai dengan didirikannya partai Sarekat Islam. Awalnya, pendirian
partai untuk keperluan mendukung pengusaha pribumi terhadap
dominasi pengusaha Tionghoa. Selanjutnya, partai dikembangkan untuk
terus membangkitkan kesadaran nasional di bumi nusantara.
Juga, pada tahun 1912 Muhammadiyah didirikan untuk Gerakan
sosial dan agama Islam masyarakat di nusantara. Gerakan komunis juga
berdiri pada tahun 1914 untuk keperluan ide-ide Marxisme, kemudian
perpecahan internal pada Gerakan ini menimbulkan pendirian partai
komunis. Di tahun 1926, organisasi Islam bernama Nahdlatul Ulama (NU)
didirikan, yang merupakan kelanjutan dari Pondok Pesantren Tebuireng
yang telah berdiri di tahun 1899. Pada tahun 1927 sejumlah nasionalis
mendirikan partai yaitu Partai Nasionalis Indonesia (PNI) untuk melawan
Belanda dikala represif.
Sumpah pemuda pada tahun 1928 juga merupakan gerakan
kebangkitan dan kesadaran nasionalisme melalui kongres bagi para
pemuda di nusantara. Kongres pemuda menyatakan 3 hal pokok, yaitu
satu tanah air, satu bangsa, satu Bahasa. Dalam kongres dinyanyikan
pertama kali lagu kebangsaan nasional yaitu lagu Indonesia Raya. Juga
dalam kongres, untuk pertama kali bendera nasional yaitu merah putih
dikibarkan.
Akibat dari politik balas budi tersebut dengan memberi ruang
kepada para pemuda serta kaum intelektual untuk berpolitik di
nusantara, akhirnya merepotkan pemerintah Belanda sendiri. Belanda
84