Page 94 - EKONOMI KERAKYATAN
P. 94

EK ON OMI I KERAKY A T AN
             Dalam Diskusi Dua Generasi


                  Pada tanggal 28 Juni 1946, Sukarno berpidato di radio Yogyakarta
            dan mengumumkan mengambil alih semua kekuasaan pemerintahan
            selaku Presiden Republik Indonesia. Tetapi setelah Sutan Sjahrir
            dibebaskan pada 3 Juli 1946, pada 2 Oktober 1946 kembali berkuasa
            sebagai Perdana Menteri, serta membentuk kabinet dengan situasi
            berkompromi dengan Partai Nasional Indonesia dan Masjumi. Pada
            tanggal 15 November 1946 terdapat perjanjian Linggarjati dengan maksud
            pembentukan Republik Indonesia Serikat dan pada perjanjian terlibat
            Sukarno dan Sutan Sjahrir.
                  Pada tanggal 20 Juli 1947, Belanda melancarkan aksi polisionil atau
            aksi militer atau agresi militer pertama, yang kemudian menyebabkan
            Sutan Sjahrir mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan selanjutnya
            digantikan oleh Amir Syarifudin. Pihak Republik Indonesia kewalahan,
            tetapi beruntung Amerika Serikat dan Inggris yang merupakan unsur
            pokok dalam pasukan sekutu tidak menyukai aksi polisonal itu dan
            meminta Belanda segera menghentikan aksi militer tersebut. Aksi
            Militer I kemudian pada 19 Januari 1948 menyebabkan terjadi perjanjian
            Renville, di atas kapal perang Amerika Serikat bernama Renville.  Akibat
            lain adalah pada tanggal 23 Januari 1948 Perdana Menteri Amir Syarifudin
            mengundurkan diri. Kemudian Mohammad Hatta atas penunjukkan oleh
            Presiden Sukarno menjadi pemimpin pemerintahan dengan kabinet
            bersifat presidentil darurat yang berlangsung selama tahun 1948-1949.
            Sifat sistem pemerintahan ini disebabkan oleh karena Perdana Menteri
            Mohammad Hatta memberi pertanggung jawaban kepada Presiden
            Sukarno. Perdana Menteri Mohammad Hatta membentuk kabinet pada
            28 Januari 1948.

                  Agresi militer ke II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali
            dengan serangan Belanda ke Yogyakarta dan penangkapan Sukarno,
            Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir serta sejumlah tokoh lainnya. Pengambil
            alihan kota Yogyakarta oleh Belanda, menyebabkan dibentuk pemerintah
            darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin
            Prawiranegara. Reaksi terhadap agresi militer ke II, Panglima Besar
            Sudirman mengadakan serangan umum 1 Maret 1949. Juga, selama 7-10





             90
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99