Page 98 - EKONOMI KERAKYATAN
P. 98

VII. SISTEM POLITIK DAN SISTEM EKONOMI
                                                    SEJARAH PEMERINTAHAN PARLEMENTER INDONESIA
                                                              SELAMA MASA TAHUN 1950- 1959

               pengusaha asing. Tekadnya tentu saja agar para saudagar ini bisa
               menguasai perekonomian dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
               Termasuk bagi para saudagar yang beraktivitas di Padang, sebuah kota
               yang berada di pesisir barat Pulau Sumatera.

                     Namun aktivitas ekonomi yang sudah mulai bertunas ini, tak
               tumbuh lama. Bahkan para saudagar ini pun belum sempat menurunkan
               ilmu dagang dan aset mereka kepada generasi penerusnya, ketika mulai
               timbul masalah keamanan dalam negeri yaitu terjadi pemberontakan
               hampir di seluruh wilayah Indonesia, seperti Gerakan DI/TII, Gerakan
               Andi Azis, Gerakan APRA, Gerakan RMS.

                     Ketidakstabilan politik yang disebabkan oleh jatuh bangunnya
               kabinet berdampak pada ketidakberlanjutan program ekonomi, sehingga
               pemerintah harus mengeluarkan anggaran untuk mengatasi biaya
               operasional  pertahanan  dan  keamanan  negara.  Di  Padang,  banyak
               saudagar harus menggulung tikar dan kembali memanggul senjata,
               bersimpati dengan gerakan PRRI yang tidak puas dengan berbagai
               kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat.
                     Demikian pula halnya dengan kota-kota dagang lainnya, seperti
               Palembang, Medan Makassar hingga Ambon. Perang saudara yang
               tak dapat dielakkan akhirnya membuat ekonomi yang mulai menyala,
               kembali redup. Walau bukan lagi menghadapi penjajahan Belanda, apapun
               bentuknya, perang hanya menyisakan sengsara. Penduduk, pedagang
               serta kaum intelektual yang sudah mulai bekerja, akhirnya hanya bisa
               menyuruk dalam rimba. Sebagian diantaranya juga ikut memanggul
               senjata. Walau akhirnya semua kembali ke pangkuan ibu pertiwi, namun
               kesempatan untuk berdagang dan menggerakan perekonomian sudah
               banyak yang hilang percuma. Hal yang sama juga terjadi di berbagai
               wilayah dan kota lainnya di Indonesia. Sebuah ironi bagi negara yang
               masih muda.

                     Sistem politik dan sistem ekonomi Republik Indonesia berdasarkan
               UUD 1945 juga tidak sempat berlaku selama masa tahun 1950. Akhirnya
               5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan dekrit Presiden yang
               menetapkan kembali ke UUD 1945. Kenyataan ini terjadi karena selama




                                                                              95
                                                                      dpr .go.id
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103