Page 101 - EKONOMI KERAKYATAN
P. 101

EK ON OMI I KERAKY A T AN
             Dalam Diskusi Dua Generasi


            presidensiil, tetapi seluruh keadaan berkaitan dengan pemberhentian
            pemerintahan RIS hanya berlangsung 3 hari dari 15 ke 17 Agustus 1950.

                  Kemudian, pemberlakuan UUDS 1950 menyebabkan sistem
            pemerintahan berubah lagi dari sistem presidensiil menjadi sistem
            parlementer yang bahkan mempunyai sifat sistem parlementer murni
            atau liberal. Kondisi sistem parlementer ini juga disertai dengan sistem
            multi partai, sehingga partai peserta dalam pemilihan umum cukup
            banyak. Dalam pemerintahan sistem parlementer, kepala pemerintahan
            adalah Perdana Menteri dan bertanggung jawab kepada parlemen.
            Perdana Menteri ditetapkan oleh parlemen, bukan oleh Presiden seperti
            pada masa Republik Indonesia selama tahun 1945 hingga 1949. Pada
            sistem parlementer ini, Presiden berkedudukan hanya sebagai kepala
            negara, tidak seperti sistem parlemen selama masa 1945 hingga 1949
            dimana Presiden yang menetapkan Perdana Menteri. Jadi, demokrasi
            parlementer murni atau liberal dalam kenyataannya memunculkan
            ketidakstabilan pemerintahan karena Perdana Menteri dan kabinet silih
            berganti, berarti menimbulkan ketidakstabilan politik.

                  Selain itu, dalam pemerintahan sistem parlementer, kelangsungan
            Perdana Menteri dan kabinet biasanya memerintah dalam waktu yang
            tidak lama. Dalam masa 1950 hingga 1959, terdapat 7 kali atau rata-
            rata setiap lebih 1 tahun sekali dilakukan penetapan Perdana Menteri,
            sedangkan pada masa 1945 hingga 1949 terdapat 3 kali atau rata-rata
            kurang dari 2 tahun sekali. Keadaan ini, menyebabkan Perdana Menteri
            dan  kabinet  silih  berganti,  baik  dalam  sistem  parlementer  dengan
            Perdana Menteri ditetapkan oleh parlemen, atau ditunjuk oleh Presiden
            seperti keadaan pada masa tahun 1945 hingga 1949. Yang juga sangat
            penting, keadaan itu juga menimbulkan ketidak-stabilan pemerintahan
            dan suasana politik. Semua kondisi sebagai akibat dari kelemahan dari
            sistem parlementer.

                  Kelemahan pemerintahan sistem parlementer berdasarkan UUDS
            1950 di atas menyebabkan kondisi negara dan kemajuan sosial budaya
            ekonomi terhambat dan terganggu.  Bersamaan dengan itu, juga UUDS
            1950 memberi amanat agar dibuat undang-undang dasar atau konstitusi
            baru. Namun, amanat itu sudah dalam 9 tahun tidak terselesaikan,



             98
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106