Page 103 - EKONOMI KERAKYATAN
P. 103
EK ON OMI I KERAKY A T AN
Dalam Diskusi Dua Generasi
mendasar dan jelas bagi kelangsungan negara dan untuk melaksanakan
pemerintahan; 2. Menyelamatkan negara dari perpecahan dan krisis
politik yang berkepanjangan.
Secara menyeluruh dan rinci, terdapat sejumlah alasan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 dikeluarkan. Kesatu, Kegagalan Konstituante
hasil pemilu 1955 membuat UUD baru. Kedua, Situasi politik dan
ketidakstabilan keamanan dalam negara semakin buruk. Ketiga, Konflik
antar partai yang terus menerus terjadi mengganggu stabilitas nasional.
Keempat, para politisi partai yang saling berbeda pendapat sering
bersikap menghalalkan segala cara agar tujuan masing-masing partai
atau kelompok partai tercapai. Kelima, UUDS 1950 dengan penerapan
sistem demokrasi liberal ternyata tidak cocok dengan kondisi masyarakat
Indonesia. Keenam, timbul sejumlah pemberontakan di berbagai wilayah
Indonesia yang semakin mengarah kepada gerakan separatis wilayah
dari negara Indonesia.
C. Situasi setiap kabinet pemerintahan selama masa
tahun 1950 hingga 1959
Republik Indonesia selama masa tahun 1950 hingga 1959 berjalan
dengan UUDS 1950, yang mempunyai ciri demokrasi liberal atau murni,
serta multi partai. Oleh sebab itu, rezim pemerintahan silih berganti
atau jatuh bangun, Perdana Menteri dan kabinet terus bergantian dalam
waktu yang relatif cukup singkat. Masa jabatan yang sangat singkat dari
setiap kabinet membuat program ekonomi yang dicanangkan sulit untuk
mencapai hasil maksimal.
Berikut kabinet Parlementer Indonesia dalam kurun waktu
1950 hingga 1959. Kabinet pertama, Kabinet Natsir, dengan masa
pemerintahan yang relatif cukup singkat dari 6 September 1950 – 21
Maret 1951, terdiri dari 17 Menteri dan Perdana Menteri Mohammad
Natsir dari Partai Masyumi (Agama Islam). Komposisi anggota kabinet
4 dari Partai Masyumi, 1 dari PSII, 1 dari Partai Kristen Indonesia, 1 dari
Partai Katolik, 2 dari PIR, 2 dari Partai Sosialis Indonesia, 1 dari Partai
Demokratik, 1 dari Partai Parindra, 5 dari Non Partai. Yang tidak masuk
100